Pendidikan Sebagai Lahan Bisnis
Ilustrasi Pendidikan dan Bisnis. Sumber : http://feb.unlam.ac.id/ |
Dalam diskusi interaktif
ini juga dihadiri Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
beberapa anggotanya, serta Ketua Forum Mahasiswa Yogyakarta dari Universitas
Negeri Yogyakarta, Wahyu Achbar, dan beberapa mahasiswa Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga.
Dewa selaku ketua BEM
FISIP UPN”V”YK menyampaikan bahwa kegiatan diskusi ini merupakan kegiatan yang
rutin dilakukan dua minggu sekali. Diskusi ini dibuka oleh Alfan yang sekaligus
menjadi pemantik isu dalam diskusi ini, Alfan merupakan perwakilan dari KOMIK
FISIP UPN”V”YK.
Tema pendidikan yang
kali ini diangkat bertujuan agar peserta diskusi bisa melihat bagaimana keadaan
pendidikan di Indonesia saat ini.“Karena kita sebagai mahasiswa yang
berkecimpung pada dunia pendidikan, kita juga harus kritis dengan keadaan
pendidikan saat ini”, ungkap Dewa.
Pendidikan Indonesia
saat ini masih sangat jauh dari apa yang diharpakan oleh masyarakat khususnya
masyarakat kelas menengah kebawah. Janji pemerintah untuk membebaskan biaya dan
wajib sekolah Sembilan tahun dirasa masih kurang optimal, pasalnya masih banyak
masyarakat yang tinggal di pelosok ngeri ini masih sulit untuk mendapatkan hak
pendidikkannya. “Pendidikkan sekarang udah berubah fungsi menjadi layanan jasa,
sehingga mau tidak mau harus bayar”, jelas Dewa. Pada dasarnya, pendidikan
merupakan hak dasar warga negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah sehingga
hak dasar ini seharunya menjadi perhatian penting bagi pemerintah.
Dalam rancangan APBN
sendiri, dunia pendidikan hanya mendapat 20% dari semua total anggaran
tersebut. Hal ini tentunya membuat pemerintah kewalahan untuk memberi perhatian
lebih pada dunia pendidikan. “Posisi pemerintah yang seperti ini akhirnya
dimanfaatkan oleh investor-investor untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
masyarakat Indonesia”, ungkap Wahyu disela-sela diskusi.
Tingginya kebutuhan
pendidikan di masyarakat membuat pemerintah semakin tertekan sehingga kehadiran
investor-investor ini menjadi peluang bagi pemerintah untuk menyelesaikan
permasalahan pendidikan ini. “Yang sekolah saat ini hanya orang-orang yang
berkecukupan, orang miskin bisa apa?”, tambah Wahyu.
Dalam kesempatan diskusi
ini Wahyu mengharapkan agar peserta yang mengikuti diskusi ini minimal bisa
memahami tentang isu pendidikan yang saat ini sedang terjadi. “Pendidikan itu
memang dasar yang kompleks, kebutuhan seluruh masyarakat dan gak jauh dari
realita, perlu ada perubahan”, ungkapnya.
Terlepas dari itu semua,
Dewa berharap dengan adanya diskusi ini kita sebagai mahasiswa harus peka dan
kritis dengan suatu masalah, sehingga tidak perlu menunggu sesuatu untuk
memunculkan rasa peka tersebut. “Diskusi sendiri merupakan tahapan kedua dalam
membicarakan permasalahan, dari diskusi kita bisa melihat seberapa jauh
permasalahan yang sedang terjadi”. (Muhammad Akbar Samudra)
Tulis Komentarmu