Calon Tunggal Gubernur BEM FISIP Lakukan Orasi
Calon
Gubernur BEM FISIP UPN ‘V’ Yogyakarta, Porkarius Mahi melakukan orasi pada
Selasa (24/5).
|
Yogyakarta, SIKAP
‒ Menjelang pemilihan umum Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (BEM FISIP) Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’
Yogyakarta, Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa mengadakan orasi kandidat pemimpin
pada Selasa (24/5). Bertempat di taman Pentagon FISIP UPN ‘Veteran’ Yogyakarta,
orasi ini turut dihadiri oleh mahasiswa dari ketiga jurusan di FISIP.
Porkarius Mahi selaku calon tunggal gubernur BEM FISIP
menyampaikan visi misinya untuk melanjutkan kepemimpinan dengan tekad berani
bangkit melawan ketidakadilan di kampus UPN ‘Veteran’ Yogyakarta. Ia juga
menambahkan, akan melakukan penyadaran terhadap mahasiswa agar peka dalam
melihat realitas di kampus yang dianggap sangat tidak adil bagi mahasiswa.
”Di kelas, kita diajarkan oleh dosen mengenai materi
demokrasi, tetapi pada kenyataanya tidak ada dalam praktiknya,” seru Porkarius
Mahi dalam orasinya.
Keberadaan calon tunggal ini tak luput dari kurangnya
kesadaran mahasiswa untuk turut berpartisipasi dalam demokrasi kampus. Syarat
pencalonan menjadi gubernur BEM antara lain, merupakan mahasiswa aktif minimal
semester 5, berkelakuan baik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki pengalaman
berorganisasi di organisasi kemahasiswaan (OK) ataupun BEM. Selain itu, kampus
masih mensyaratkan nilai IPK sebesar 3,05. Meskipun syarat yang diajukan tidak
sulit, nyatanya tak banyak mahasiswa yang mencalonkan diri sebagai kandidat
pemimpin.
“Langkah awal gerakan mahasiswa adalah penyadaran dulu.
Bagaimana mereka bergerak jika mereka sendiri masih kosong? Sebenarnya untuk apa
sih kita berjuang? Pada akhirnya, memang kelemahan di UPN karena minimnya
kesadaran yang membuat mahasiswa menjadi apatis,” lanjutnya. Mahasiswa jurusan
Hubungan Internasional angkatan 2013 ini menambahkan bahwa mahasiswa saat ini
lebih mementingkan pendidikannya sendiri dibandingkan dengan kehidupan kampus. Oleh
karena itu, studi literasi sangat penting untuk mengembangkan kesadaran
mahasiswa.
Porkarius Mahi berpendapat fungsi mahasiswa serta OK adalah
agent of change. Sehingga, seharusnya
kegiatan yang dilakukan OK diselaraskan dengan fungsi tersebut. “Bisa saja
mengadakan event kampus sebagai
propaganda untuk mengangkat isu kampus maupun isu sosial. Tidak masalah
sebenarnya, tapi diperhatikan konten apa yang ditunjukkan,” pungkasnya. (Lajeng
Padmaratri)
Tulis Komentarmu