Demokratisasi Kampus Menjadi Perhatian Dan Misi Utama Calon Ketua BPH HIMAHI
Dari kiri ke kanan; Cakra Eka Jhonatan, Hadna Tri Winastu, Yeremias. |
Yogyakarta, SIKAP - Menjelang
pemilihan Ketua Badan Pengurus Harian Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional
(BPH HIMAHI) UPN “Veteran” Yogyakarta, Komisi Pemilihan Umum (KPU) BPH HIMAHI
menggelar orasi terbuka dan debat publik. Acara yang berlangsung selama satu
jam tersebut diadakan di taman Pentagon pada pukul 11.45 hingga 12.45 WIB.
Acara yang dihadiri oleh sekitar 100 mahasiswa jurusan Hubungan Internasional
(HI) itu dimulai dengan perkenalan dari masing-masing calon.
Ketiga calon berasal
dari angkatan 2013, yakni Yeremias, Hadna Tri Winastu, dan Cakra Eka Jonathan.
Dalam kesempatannya, para calon turut menyampaikan visi misinya di sela orasi
mereka. Yeremias sebagai calon pertama memaparkan visinya untuk menjadikan
HIMAHI sebagai himpunan yang menjunjung tinggi nilai kekeluargaan dan
persatuan. Dilanjutkan oleh penjelasan Hadna terkait visinya untuk melanjutkan
tonggak kepemimpinan BPH HIMAHI yang berprinsip, keilmuwan, kreatifitas,
persatuan, bersifat kekeluargaan, dan demokratis berazaskan Pancasila serta
mengedepankan kepentingan bersama. Kandidat ketiga, Cakra Eka pun berjanji jika
dirinya terpilih, ia akan menjadikan HIMAHI sebagai ruang untuk belajar,
berkarya, dan mengabdi, baik bagi mahasiswa maupun alumnin
Memasuki sesi tanya jawab
yang dipandu oleh moderator, ketiga kandidat telah siap menjawab pertanyaan
dengan tema yang telah ditentukan. Pertanyaan pertama yang dilemparkan adalah
terkait dengan langkah mewujudkan demokratisasi di kampus. Menurut Yeremias,
peran himpunan sangat vital karena pada hakikatnya untuk menjembatani antara
birokrasi kampus dengan mahasiwa. Ia pun menyampaikan bahwa saat ini mahasiswa
juga dituntut agar dapat berperan aktif di dalam kehidupan kampus.
"Mahasiswa tidak hanya datang ke kampus seperlunya saja, tetapi mahasiswa
juga harus tahu bagaimana situasi yang terjadi di kampus," paparnya.
Berbeda dengan yeremias,
Hadna menilai Program Studi HI kurang melibatkan mahasiswa dalam decision
maker. Contohnya, dalam pemilihan ketua program studi (kaprodi) mahasiwa
tidak dilibatkan dalam perumusan kebijakan. Dengan adanya kesempatan ini, ia
ingin meningkatkan koordinasi dengan kaprodi agar mahasiswa dapat berperan
dalam decision maker. “Kelompok Studi Mahasiswa (KSM) dan seluruh
jajaran HIMAHI selalu melakukan musyawarah, agar kita tahu kinerja setiap
elemen itu,” tambah Hadna.
Lain halnya dengan kedua
kandidat lawannya, Cakra Jonathan memiliki cara tersendiri guna mewujudkan
demokratisasi di kampus. Melalui misinya, ia akan membentuk demokratisasi
secara vertikal dan horizontal, di mana demokratisasi horizontal mengarah pada
demokrasi antara mahasiswa dengan birokrasi, sedangkan demokratisasi vertikal
mengacu pada demokrasi antar mahasiswa HI. Selain itu, ia turut menyayangkan
rendahnya penerapan demokrasi di jajaran birokrasi UPN "Veteran"
Yogyakarta.
Menurutnya, julukan
kampus hijau bagi UPN bukan karena lingkungan yang rindang, melainkan analogi
dari seragam aparat TNI. UPN bukan lagi di bawah TNI yang mempunyai sistem
komando dan mahasiswa bukan lembu. “Apa artinya demokrasi tanpa demo, begitu ?
Saya kira kawan-kawan paham maksud Saya," pungkasnya.
Sesi tanya jawab tampak
lebih hidup dengan dibukanya kesempatan bagi mahasiswa yang hadir dalam acara
tersebut untuk memberikan pertanyaan bagi ketiga kandidat. Naufal Arie
Prasetyo, selaku ketua KPU Pemilihan Ketua BPH HIMAHI periode 2016/2017
menyatakan kesiapannya dan panitia, baik material maupun non material untuk
melaksanakan pemilihan yang akan berlangsung pada Selasa, 3 Mei 2016, pukul
09.00 WIB di kampus FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta Jalan Babarsari
Yogyakarta. (Eliesier Ginting)
Tulis Komentarmu