AVIKOM : Sang Bajak Laut
AVIKOM : Sang Bajak Laut |
Kalian
pernah menonton film Pirates of the Caribbean? Film Hollywood yang dibintangi
aktor kawakan Johnny Depp ini bercerita tentang petualangan seorang kapten
bajak laut beserta awaknya dalam mengarungi lautan demi menemukan harta karun.
Jalan cerita yang seru, ditambah para pemeran yang bagus, membuat film ini
disukai banyak orang. Lalu, apa hubungan Film Pirates of the Caribbean dengan
Avikom (Audio Visual Komunikasi)?
Yap,
jawaban dari pertanyaan diatas adalah film dan bajak laut. Audio Visiual
Komunikasi (Avikom) merupakan sebuah Kelompok Studi mahasiswa (KSM) Komunikasi
yang bergerak di bidang perfilman, sedangkan bajak laut merupakan julukan bagi awak
Avikom. Julukan bajak laut digunakan KSM ini sebagai perumpamaan bahwa dalam mencari
harta karun diperlukan perjuangan dan kerjasama antar awak dalam menghadapi
segala rintangan. Hal tersebut sama halnya dengan membuat film. Dalam membuat
film, diperlukan kerja tim dan semangat, sehingga dapat menghasilkan karya yang
berkualitas.
Kepala
Divisi Humas Avikom Periode 2016-2017, Dhyah Mustikaningtyas mengungkapkan,
bahwa fokus karya Avikom adalah Film. Film itu sendiri bisa terwujud melalui
kerja kolektif (tim) dan
sebelum membuat film itu sendiri perlu sebuah disiplin ilmu dan disiplin kerja.
Perlu diketahui, untuk mendapat disiplin itu, dunia film bisa dibilang keras.
Maka pada tahun 2007 tercetuslah sebuah perumpamaan bahwa organisasi ini bisa
diibaratkan bajak laut, dimana
harus melalui badai dan rintangan jika ingin mendapat sebuah “harta karun”.
Avikom telah teruji mampu berlayar
di samudra perfilman.
Terbukti “kapal” tersebut
telah berulang
kali membuat “ekspedisi” perfilman, ditengah banyaknya ekspedisi kapal - kapal pencari harta lainnya. Seperti Avikom Film Festival (AVEST) (2009), Screening
tahunan Parade Film Diksar Avikom (PFDA) se-Jogja (2008-2016), screening
Launching Film Premiere
se-Jogja (2010-2016), dan screening
komunitas
se Jawa-Bali (2014).
Pada tahun 2016 ini, Avikom genap berusia 20 tahun. Untuk
sebuah organisasi mahasiswa, menjaga eksistensi hingga dua dasawarsa tidaklah
mudah, namun Avikom membuktikan bahwa organsisasi ini mampu. Lalu, apa resep
Avikom dalam menjaga eksistensinya?
Awal
mula terbentuk, KSM ini masih bernama Avikom M9500. Kemudian pada tahun 2004 berubah menjadi Avikom tanpa
embel-embel M9500. Nama M9500
sendiri diambil dari jenis kamera yang dahulu sering digunakan untuk berkarya. Sebenarnya,
tujuan awal dibentuknya KSM ini adalah untuk membantu mata kuliah Jurnalistik
Televisi. Namun, pada akhirnya berkembang menjadi sebuah kelompok studi yang
terorganisir hingga bertahan sampai sekarang.
Kepala
Divisi Karya Avikom periode 2016-2017, Bagus Reinaldi mengungkapkan, Setiap
periode kepengurusan Avikom memiliki sebuah program kerja yang bersifat formal
maupun informal dengan tujuan menjaga keseimbangan hubungan baik antara anggota
dan alumni, sekaligus dengan komunitas film lainnya. Maka, pentingnya sebuah program kerja
di Avikom adalah untuk menjalankan roda kepengurusan, baik dari kaderisasi
sampai membangun kualitas dengan tujuan prestasi.
Hingga saat ini Avikom masih aktif
berkegiatan dalam menghasilkan karya perfilman. Untuk melihat bagaimana mereka
berproses,
Avikom mengunggah
beberapa video di channel
Youtube : AVIKOM UPNYK. Dari
trailer film, Video Blogging, hingga
cover video clips bisa dilihat disana. Selain menyediakan informasi dalam
bentuk video, channel tersebut sekaligus menjadi wadah yang menampung kritik
dan saran dari luar.
Dalam
usia yang sudah menginjak dua dasawarsa, awak kapal Avikom membuktikan mereka bukanlah sebuah KSM biasa. Berbagai macam
rintangan tentunya sudah sering dialami, namun mereka mampu
bertahan ditengah pasang surut lautan perfilman. Avikom adalah tawaran yang menarik,
bagi mahasiswa komunikasi yang mencari
pengalaman menjalin kekeluargaan dalam satu organisasi, khususnya bagi
yang memiliki ketertarikan akan film. (Jalu RD)
loyal, total, konsisten!!
BalasHapus