Mengungkap Sosok di Balik Foto 'Blue Fire' Kawah Ijen
Foto penambang belerang Kawah Ijen saat menaiki lereng Gunung Ijen dengan memikul batu belerang. (Foto: Priya Gilang Rifanda) |
“Awalnya
tahu dunia fotografi sejak SMA, tapi menekuninya ketika di KSM FOTKOM,” ujar mahasiswa
yang kerap disapa Gilang ini.
Meski
ketekunannya di dunia fotografi masih terbilang cukup singkat, namun berbagai pengalamannya
dalam bidang ini membuat karya fotografinya tak perlu diragukan lagi.
Pengalaman itu ia dapatkan ketika ia membuat proyek-proyek fotografi.
Hobi
fotografinya tersalurkan pula ketika ia bekerja sebagai fotografer untuk
berbagai event yang ada di
Yogyakarta. “Bagi aku benefit-nya
bisa menguntungkan diri sendiri sih kalo bisa menekuni dunia fotografi, apalagi
di Jogja,” tuturnya.
Pada
sebuah pameran fotografi yang diselenggarakan oleh Kelompok Studi Mahasiswa
(KSM) FOTKOM 401, karya Gilang tak luput untuk dipamerkan. Pameran kali ini memamerkan
karya-karya fotografi dari mahasiswa Ilmu Komunikasi khususnya Konsentrasi Jurnalistik.
Ia mengungkapkan, dalam pameran kali ini, ia mengusung tema ‘Penambang Belerang’
dengan judul ‘Penambang Kawah Ijen’. Ide tentang tema yang ia usung berawal
ketika para mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik melakukan ekspedisi di Kawah Ijen,
Kota Banyuwangi, Jawa Timur untuk memenuhi tugas Produksi Media Cetak.
Dalam
karyanya tersebut, ia ingin memperlihatkan tradisi warga di Kawah Ijen. Warga
di sana bekerja dengan menambang batu belerang yang harus mereka cari kemudian
mereka pikul dengan menaiki dan menuruni lereng-lereng Gunung Ijen.
“Bagi
aku, lebih menarik mengekspose para penambang daripada cuma mengekspose keindahannya
aja. Apa yang orang pandang tentang Kawah Ijen itu nggak selamanya indah dan
bagus, di mana Kawah Ijen ada Blue Fire-nya
waktu malam hari. Tapi di sisi lain ada sosok yang bekerja keras yaitu penambangnya
yang naik turun selama dua kali sehari, bawa batu yang beratnya berkilo-kilo,” jelas
Gilang. ”Yang ngangkat-ngangkat batu itu lebih penting dan lebih menarik untuk
di ekspose,” tambahnya.
Dalam
pengambilan gambar penambang belerang Kawah Ijen ini, Gilang menggunakan teknik
pengambilan gambar DOF Luas. Teknik ini memperlihatkan keseluruhan luas Kawah Ijen
bersama penambangnya.
”Di
situ aku ingin memperlihatkan, ini lho penambang batu yang ada di Kawah Ijen.
Bukan hanya sekedar penambang batunya aja yang aku detailin tapi Kawah Ijen-nya
juga aku perlihatkan,” jelas mahasiswa angkatan 2013 ini.
Hasil
karya yang ia dapatkan hingga mampu menyampaikan makna dari sebuah foto tentu
tak lepas dari adanya strategi cara pengambilan foto yang ia miliki. Gilang
mengaku selalu menyempatkan waktu untuk mencari informasi mengenai objek yang
akan ia ekspose.
“Sebelum
kita mengeksekusi suatu foto atau pengambilan gambar, kita harus tahu tempat
yang kita kunjungin itu seperti apa. Jadi kita punya persiapan. Kita harus tahu
dulu, dan sampai sana kita nggak asal motret sembarangan tapi udah punya
pandangan,” pungkas Gilang. (Beti Regina
Ratri)
Tulis Komentarmu