Kesamaan Faces of Solo Dengan Pameran Kota dan Ingatan
Editor : Fariha
Sulmaihati
Diskusi Faces of Solo, di Jogja Gallery pukul 16.00 (02/04/2017)
|
Yogyakarta, Sikap
– Diskusi Buku Foto Faces of Solo merupakan
acara pada hari kedua di Pameran Fotkom 401 & Jufoc yang bertempat di Jogja
Gallery, Yogyakarta. Diskusi ini berlangsung pada hari Minggu (2/4/2017), pukul
15.00-17.30. Pembicara pada diskusi ini merupakan seorang jurnalis fotografer ANTARA,
yaitu Maulana Surya Tri Utama yang sekaligus pembuat karya buku foto Faces of Solo.
Diskusi
berlangsung hikmat dengan dimunculkannya foto-foto jepretan karya Maul, sapaan
sang fotografer, pada layar LCD. Ia menceritakan pengalaman-pengalamannya dalam
mengasilkan karyanya tersebut. Sesuai dengan judulnya, buku ini mencerminkan cerita
kehidupan masyarakat Solo yang dirangkum dalam sebuah album buku. Buku tersebut
ditunjukan untuk mengembalikan citra positif kota Solo yang akhir-akhir ini
identik dengan kejahatan terorisme.
Maulana Surya Tri Utama saat ditemuai seusai diksusi, di Jogja Gallery (02/04/2017)
|
Berbekal lensa
50 mm, setiap hari ia mengumpulkan foto tentang kegiatan masyarakat Solo,
baik itu di pasar, jalan raya, sampai di gang-gang rumah ia sambangi. Sampai
akhirnya terkumpul ratusan foto mengenai kehidupan masyarakat Solo. Bahkan ia
mencetak fotonya sendiri yang menjadi favorit untuk ditempel pada dinding
kamarnya. Kecintaanya terhadap fotografi
telah membuatnya menjadi orang yang sangat konsisten pada perencanaan pembuatan
buku foto yang ia impikan.
Setelah selesai
mengumpulkan ratusan foto dan dibukukan, ia mengalami kesulitan dalam
memamerkannya. Menyewa sebuah galeri merupakan hal yang cukup sulit, karena
banyaknya orang yang mengadakan pameran. Berkat dukungan dari teman-teman, ia
terpikirkan untuk mengubah pabrik batik yang sudah tak terpakai untuk dijadikan
galeri. Berkat usahanya tersebut ia berhasil memamerkan karyanya kepada
masyarakat luas, dan mendapatkan respon yang cukup banyak.
Alasan Maul
memilih Solo, karena merupakan tanah kelahirannya dan rasa cinta terhadap Solo
yang begitu besar. Sehingga ia memvisualisasikan lewat hobinya yaitu fotografi.
Buku ini ditujukan bukan hanya untuk masyarakat Solo melainkan untuk semua
kalangan dari anak-anak sampai dewasa. “Foto dapat melanjutkan ceritanya
sendiri, maka sebagai kaum muda mulailah berani untuk membukukan hasil karyanya
karena akan mendapat nilai plus untuk dari kita sendiri,” tutup Maulana.
Dipilihnya Maulana menjadi pembicara pada diskusi dalam pameran Kota dan Ingatan
karena keduanya memiliki kemiripan konsep pada hasil foto. “Fotkom 401
mewakilkan kota Yogyakarta, Jufoc mewakilkan kota Malang, dan buku karya
Maulana Surya Tri Utama mewakilkan kota Solo,” ungkap Kurnia Agung Prabowo,
sebagai ketua penyelenggara.
(Ali Farhan Qutb dan Andri Widiyanto)
Tulis Komentarmu