Motivasi Diri, Cara Lepas dari Rokok
Ilustrasi rokok |
Sudah sejak jaman penjajahan, Indonesia sangat terkenal dengan cita rasa rempah-rempahnya, khususnya tembakau serta cengkehnya. Dimulai dari penemuan seseorang yang bernama Haji Djamari di abad ke-19 yang tidak sengaja mengoleskan minyak cengkeh di bagian dadanya yang terasa sakit, hingga rasa sakit itu pun hilang setelah terkena olesan minyak cengkeh. Tidak hanya itu Djamari juga melinting cengkeh dengan tembakau untuk dihisapnya menjadi rokok.
Tidak hanya laki-laki, kaum hawa pun juga banyak yang menghisap rokok kretek, tanpa menyadari dampak psikologi yang muncul akibat menjadi perokok aktif selama bertahun-tahun. Psikolog Dra. Hj. S. Hafsah Budi A. S.Psi. M.Si. mengatakan bahwa kondisi psikologi bagi perokok aktif sangat berbeda dengan seseorang yang tidak merokok, dimana perokok aktif akan kehilangan rasa kenyamannya pada saat ia ingin merokok tetapi keinginannya tidak terpenuhi. “Sebaliknya, jika keinginannya terpenuhi maka rasa nyaman pada dirinya akan muncul dengan sendirnya, kalau dia kembali menghisap rokok. Rokok juga mampu menimbulkan kepercayaan seseorang,’ ujar Hafsa ketika ditemui di kediamannya.
Perubahan Psikologi yang Dirasakan Perokok Aktif
Sudah sekitar empat tahun Rayhan menjadi perokok aktif, secara tidak langsung Rayhan merasakan perubahan kondisi psikologinya ketika ia tidak merokok. “Kalau tidak merokok ada sesuatu yang ganjil,” ujarnya. Mungkin ini yang dimaksud oleh Hafsa bahwa perokok aktif merasa kehilangan rasa nyamannya ketika keinginan merokoknya tidak terpenuhi.
“Sudah 4 tahun saya merokok. Kalau gak ngerokok rasanya kayak ada yang kurang gitu, karena ya udah jadi kebiasaan,” ujar mahasiswa yang memiliki nama lengkap Rayhan Naufal Asyrafi ini (19).
Meskipun menjadi perokok aktif Rayhan tidak sembarangan memilih tempat untuk merokok, ia juga menghargai orang-orang yang tidak merokok. Baginya setiap orang lain juga memiliki hak untuk menghirup udara segar dan bebas dari asap rokok.
Berbeda dengan Vandi Ardian (19), perokok yang memutuskan untuk berenti merokok. Vandi sudah merokok sejak kelas dua Sekolah Menengah Pertama (SMP) lalu berehenti merokok kelas tiga SMP. Motivasinya untuk berhenti merokok dikarenakan ia menderita asma, dan merasa sangat boros untuk mengahabiskan uang hanya untuk membeli sebungkus rokok. Perubahan psikologi yang dirasakan Vandi ketika ia berhenti merokok berdampak positif bagi dirinya sendiri.
Memiliki latar belakang sebagai gamers, ia mengaku bahwa rasa kenyamanan yang didapatkan ketika merokok berpindah kepada game. Hal ini dibenarkan oleh Hafsa. Mengalihkan kegiatan merupakan cara untuk melepas dari ketergantungan terhadap rokok, tentunya dengan kegiatan yang menyenangkan bukan merugikan. Selain itu uang yang lebih disisihkan juga lebih banyak. “Kalau tidak teguh pada pendirian, akan susah untuk berhenti merokok. Lama-lama akan terbiasa tanpa merokok. Karena kuliah juga akan banyak mengeluarkan uang, daripada merokok uangnya lebih baik disimpan untuk kebutuhan kuliah,” tegas Vandi.
Pencandu rokok mengaku sangat sulit untuk menghindari kebiasaan merokok. Hal ini dikarenkan terdapat zat nikotin yang memberikan efek ketagihan kepada orang yang baru merokok, dan akhirnya menjadi kecanduan terhadap rokok. Membutuhkan usaha pendirian yang kuat dan tentunya motivasi dari diri sendiri merupakan hal yang penting untuk melepas kecanduan tersebut.
Tulis Komentarmu