Paryono, Pengrajin Gerabah Multitalenta
Sebuah rumah di seberang UPT Koperasi Setya Bawana milik Disperindagkop Kabupaten Bantul tampak lenggang pada Minggu (23/9) siang. Tampak berbagai macam karya seni gerabah terpampang rapi di rak depan rumah. Selintas, pengunjung tak akan menemukan orang sama sekali di rumah itu. Namun ketika langkah kaki sedikit menyusuri jalan di samping rumah itu, Anda akan melihat sebuah pintu samping rumah yang terbuka. Di sana Anda akan menemukan seorang pria 40 tahun-an sedang mengolah tanah liat menjadi bermacam-macam bentuk. Ia adalah Paryono dan di situlah tempat bekerjanya sehari-hari.
Paryono membuat patung kuda pesanan. (Foto: Muhammad Hasan) |
Ketika tidak ada pesanan, bapak satu anak ini biasanya mengerjakan celengan gerabah yang dijual di teras rumahnya sendiri. Celengan-celengan tersebut dijual dengan harga Rp20.000 hingga Rp30.000 tergantung ukuran. Dalam sebulan rata-rata pendapatan bersih dari gerabahnya sekitar Rp800.000. Walau daerah Kasongan banyak pengrajin gerabah dan hidupnya bergantung pada olahan tanah liat tersebut, ia tidak khawatir dengan persaingan antar pengrajin. “Pengrajin di Kasongan memiliki karya khasnya masing-masing,” katanya.
Celengan karya Paryono. (Foto: Muhammad Hasan) |
Saat hari libur, ia terbuka untuk memberi pelatihan membuat gerabah di gedung pelatihan yang terletak di sebelah Koperasi Setya Bawana. Namun tak jarang dirinya juga melaksanakan pelatihan di rumahnya sendiri. Cukup dengan Rp50.000 per orang selama latihan, Anda bisa diprivat oleh Paryono dalam membuat kreasi gerabah Anda sendiri dengan finishing yang anda inginkan. Tenang saja, karya Anda bisa dibawa pulang ke rumah sebagai cinderamata juga kok. Menarik bukan? (Muhammad Hasan Syaifurrizal Al-Anshori)
Editor: Lajeng Padmaratri
Tulis Komentarmu