Youth Speak Forum 2018 Ajak Pemuda Sambut Era Industri 4.0
Konferensi Pers Youth Speak Forum 2018 (Foto: Rieka) |
Bantul, SIKAP - Sekitar seratus dua puluh
mahasiswa dan pelajar Yogyakarta menghadiri Youth Speak Forum 2018 di Grhatama
Pustaka Yogyakarta. Acara tersebut diselenggarakan oleh AIESEC UPN “Veteran”
Yogyakarta pada Sabtu (10/11). Youth Speak Forum 2018 diadakan sebagai upaya menyiapkan
pemuda memasuki era industri 4.0 yang mengandalkan digital dan teknologi sekaligus
mendukung program Suistanable Development
Goals (SDG).
Youth
Speak Forum 2018 mengajak anak muda untuk
produktif serta memanfaatkan perkembangan teknologi dan internet secara positif. “Di
tengah maraknya isu negatif seperti hoax,
dengan tema digital entrepreneurship
kami ingin mengajak para pemuda untuk produktif serta memanfatkan era digital
dengan positif,” jelas Melfri Ryetta, Finance and Legality Youth Speak Forum 2018. Melfri menambahkan tujuan diadakan acara ini selain sebagai wadah, juga menjadi sarana mengembangkan usaha-usaha dari setiap delegasi.
Lima narasumber yang dihadirkan dalam Youth Speak
Forum 2018 mewakili tiga sektor delegasi, yaitu youth role
model, multinational
company, hingga
pemerintah. Menanggapi isu digital
entrepreneurship, Dibya Pradana selaku Telkom Digital Valley Indonesia
Director sekaligus narasumber, beranggapan yang dibutuhkan
dengan adanya bonus demografi dari usia produktif di era digital ini adalah inovasi, kreatifitas,
juga empati. “Kebanyakan mahasiswa
yang membuat aplikasi tidak lolos inkubasi dikarenakan mereka membuat inovasi
tanpa berdasarkan empati,” ujarnya. Empati diartikannya sebagai rasa risih ketika
melihat seseorang kesulitan. Dibya menekankan bahwa sebuah
inovasi dan kreatifitas dalam membuat aplikasi atau memanfaatkan teknologi
harus dibuat berdasarkan suatu permasalahan, sehingga inovasi tersebut bisa digunakan untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Firda, salah satu peserta, mengaku isu yang dibahas dalam acara ini sangat membuka matanya terhadap
teknologi. Menurut mahasiswi Program Studi Akuntansi UPN “Veteran” Yogyakarta
ini, perkembangan tersebut sangat mempengaruhi prospek kerjanya sebagai
akuntan. Dirinya menjadi tahu dari
berbagai sumber pekerjaan tersebut mungkin saja diambil alih oleh kecanggihan
teknologi seperti robot, “Diskusi
ini membuka pemikiran saya mengenai hubungan teknologi dan akuntan, bahwa
ternyata yang membedakan kami dengan kecanggihan teknologi tersebut adalah
kreatifitas.” Pungkas Firda. (Rieka Yusuf)
Editor: Aqmarina Laili
Asyrafi
Tulis Komentarmu