It’s Wijilan: Generasi Muda yang Punya Mimpi, Anak Wijilan Takkan Berhenti
Cover film It's Wijilan (Foto: Hellhouse) |
It’s
Wijilan, film dokumenter yang bercerita tentang sekelompok pegiat musik hiphop
dari Yogyakarta. Mereka adalah Hellhouse, kolektif hiphop yang tumbuh dan hidup
sekitar lima tahun di jalanan kampung Wijilan, sebuah pemukiman urban dekat
Keraton Yogyakarta. Film dedikasi Alexander Sinaga kepada dirinya sebagai
pelaku hip hop, sekaligus debut film yang ia sutradarai dan edit sendiri dengan
kemampuan secara otodidak.
Disusun
rapi oleh alunan beat hiphop. Membuat penonton bisa merasa nyaman ketika
menyaksikannya. Pengambilan sudut pandang cerita dan potongan gambar disatukan
dengan apik, menambah rasa segar dalam sebuah film dokumenter yang semua orang
tahu begitu membosankan. Tetapi berbeda dengan It’s Wijilan, rasa segar dan muda
bagi perfilman Indonesia khususnya genre dokumenter.
Pertengahan
tahun 2018, Hellhouse menginisiasi sebuah gerakan non profit sebagai wujud
bakti kepada lingkungan yang telah menaunginya. Kidz on the Beat adalah program
workshop musik alternatif untuk
anak-anak kampung Wijilan. Sebuah bentuk nyata dari kepedulian Hellhouse
terhadap perkembangan generasi masa depan ke arah positif yang didorong melalui
wadah workshop, kreasi, dan
penampilan musik hip hop.
Alternatif
anak-anak dalam belajar musik hip hop. Melalui program Kidz on the Beat mereka
berkesempatan membuat musik, menulis lirik, hingga melakukan produksi rekaman. Mereka
bebas berekspresi dengan membuat musiknya sendiri.
Niat
bagus yang dilakukan oleh Hellhouse tak selamanya berjalan mulus. Penolakan
oleh masyarakat sekitar pun terjadi. Nama yang sensitif membuat mereka harus
berurusan dengan pihak kepolisian. Dianggap bisa merusak citra Keraton dan bisa
mencemarkan nama baik daerah tersebut. Akan tetapi, hal itu tidak membuat
mereka berhenti, malah menjadi lebih semangat untuk membagikan ilmu kepada
anak-anak. Tetap konsiten dan berkaya membawa nama Hellhouse.
Dibalik
sentimen dari pihak bertentangan, orangtua dari anak-anak yang mengikuti Kidz
on the Beat malah sangat mendukung kegiatan itu. Mereka beranggapan bahwa Hellhouse
adalah media belajar musik yang positif. Melalui program Kidz on the Beat,
membawa anak-anak untuk mengisi acara di Festival Kesenian Yogyakarta oleh Pemerintah DIY dan mereka pun kian diapresiasi.
Pengemasan cerita secara matang serta editing yang necis
membuat film It’s Wijilan menjadi dokumenter terbaik diakhir tahun 2018 ini.
Film yang berdurasi hampir 21 menit ini dapat mengubah dogma buruk masyarakat
soal musik hiphop yang liar. Sangat perlu untuk menontonnya. Selain menghibur,
kita bisa mendapatkan sebuah pengalaman baru, bahwa hiphop bukanlah musik yang
asal. Hellhouse berusaha memberikan itu, pengetahuan dan mimpi untuk anak-anak
Wijilan.
Walaupun
film ini tidak tayang di bioskop tanah air, tetapi anda masih bisa menikmatinya
lewat beberapa acara penayangan film festival. Seperti Jogja-NETPAC Asian Film
Festival (JAFF), ataupun beberapa screening
sinema komunitas di Yogyakarta. Untuk lebih lengkapnya, anda bisa langsung
melihat di sosial media instagram @hellhouse_indo ataupun saluran YouTube
mereka Hellhouse Indonesia. (Dwi Atika Nurjanah)
Editor: Ganisha Puspitasari
Tulis Komentarmu