Resolusi Awal Tahun 2019: Mengakhiri Ancaman Sedotan Plastik
Ilustrasi problematika sedotan plastik (Foto: Pinterest) |
Ketika terik matahari menyerang di siang hari, solusi
paling tepat memang menyegarkan diri dengan sajian minuman dingin. Mungkin
rehat sejenak pada warmindo terdekat,
sekadar untuk membeli segelas es kopi instan. Ketika disajikan, ada satu yang
menjadi ciri khas: tanpa kita minta, Aa’ warmindo
memberikan sedotan plastik ke dalam gelas.
Kira-kira begitulah fenomena kedekatan masyarakat
Indonesia dengan sedotan plastik. Bisa dikatakan, sangat ketergantungan. Sedotan
plastik mulai disorot setelah menjadi salah satu benda yang menyumbang angka
cukup tinggi dalam jumlah sampah plastik di dunia. Hingga beberapa restoran
multinasional menggalangkan aksi “Minum Tanpa Sedotan”, namun masih banyak dari
mereka yang setelah membeli, tetap meminta sedotan.
Ironi ini berhasil menghiasi problem pada akhir tahun
2018, sekaligus mengawali 2019, karena belum kunjung mendapat penanganan yang
tepat. Dikutip dari portal berita antaranews.com, sebanyak 93 juta batang
sedotan plastik dalam sehari digunakan di Indonesia. Hal ini menjadi masalah
serius bagi dunia ketika sampah-sampah sedotan plastik yang tadinya
disepelekan, mulai masuk dan mencemari perairan.
Ancaman tercermarnya perairan, membuat Menteri Kelautan
dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti mengajak masyarakat Indonesia untuk berhenti
menggunakan sedotan plastik. Dalam akun media sosialnya, Ia menulis tulisan
berikut.
Tulisan ini diunggah bersama video seekor penyu yang
kesakitan ketika sampah sedotan plastik berusaha dikeluarkan dari lubang
hidungnya.
Beberapa inovasi mulai muncul, berusaha untuk menjawab
keluh kesah seluruh penjuru bumi. Seperti inovasi pembuatan sedotan dari stainless steel, bambu, pati jagung, dan
masih banyak lagi. Sedotan stainless
steel mulai sering terdengar dan digunakan kalangan muda dalam menemani
aktivitasnya, termasuk nongkrong di coffee shop. Namun, belum banyak yang
mengikuti tren menggunakan sedotan stainless
steel, dikarenakan harganya yang belum terjangkau bagi seluruh kalangan.
Jadi, langkah kecil apa yang bisa kita lakukan secara
cuma-cuma? Bisa dimulai dari sebelum memesan minuman, katakan agar penjual
tidak perlu menyertakan sedotan. Atau jika khawatir gigi linu,
pesanlah untuk tidak banyak memasukkan es batu ke dalam minuman. Selain memulai
langkah kecil bagi lingkungan, juga memulai langkah kecil bagi diri sendiri
agar tidak mudah sakit karena terlalu banyak mengkonsumsi minuman dingin. (Anindyadevi Aurellia)
Editor: Ganisha Puspitasari
Tulis Komentarmu