Handmade Membuahkan 25Juta Perbulan
Nur Cholifah memakai produk Angklebiters (Foto: Instagram @Angklebiters) |
“kutipan dari Bob Sadino, usaha itu dimulai, bukan di pertanyakan. Kalau memang yakin dan ingin merintis usaha, jalani saja dulu. Jalani apa yang ada di depan mata, inovatif, selalu mencari tahu potensi tentang apa yang ingin dijalani. Karena tidak ada yang tidak mungkin, dan sekarang kalau sudah sukses, kita hanya perlu mempertahankan dan melanjutkan apa yang sudah kita mulai”.
Begitulah kalimat membangun yang
diucapkan Nur Cholifah, mahasiswi Ilmu
Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta. Wanita berusia 24 tahun ini, menciptakan produk-produk unik,
salah satunya tas, yang bertemakan handmade
dan craft.
Handmade sendiri berarti buatan tangan, sedangkan
craft yaitu kegiatan menciptakan sesuatu
melalui keterampilan tangan. Tentu, diperlukan keahlian khusus untuk melakukan
pekerjaan ini.
Sejak lulus dari bangku SMA, tahun 2014,
Nur Cholifah memulai usahanya. Diawali dengan main-main sembari menunggu
masuknya perkuliahan, ia mencoba membuat produk hasil buatan tangan. Tidak
disangka, keisengan tersebut bisa menghasilkan uang.
Namun, tidak ada
hal yang instan untuk memperoleh sesuatu, berbagai macam lika-liku telah
dialami mahasiswi ilkom upn ini.
“Pertama, yang paling
dirasa itu tidak punya modal yang banyak, namanya saja mahasiwa, jadi harus
tetap struggling bagaimana tetap
produktif tapi modalnya di press
sedemikian rupa. Kedua, banyak teman yang meminta harga murah karena dekat,
padahal kalau berbisnis ya harus profesional, tidak memandang dekat atau
tidaknya, kecuali mengambil produk dengan jumlah yang banyak. Ketiga, banyak
sekali orang yang mencuri ide, karena itu adalah hal yang mudah, ada satu
perusaahan dulu yang memiliki barang persis dengan apa yang dibuat, ” jelas Nur
Cholifah.
Di sisi lain, lika-liku
terbesar yang dialami gadis yang kerap disapa Olive ini, tidak adanya dukungan
dan kepercayaan dari orang tua. Dukungan justru didapat dari sahabat, pacar,
dan bahkan dosen. Orang tua Olive lebih memilih anaknya fokus kuliah. Padahal,
ia sangat senang menjalankan bisnisnya.
Tidak adanya
dukungan orang tua dan modal yang cukup, membuat Olive akhirnya bekerja paruh waktu
menjadi shopkeeper di salah satu
distro Jogja. Gaji yang didapat, digunakan sebagai modal produksi Angklebiters, brand yang dimilikinya.
Dalam menanggulangi
kekurangan modal, gadis berperawakan ‘indie’ ini, melakukan sistem pre-order. Sehingga, pembeli membayar di
muka untuk produk pesanannya. Setelah beberapa waktu berjalan, Olive mulai
bekerja sama dengan beberapa store
yang berlokasi di Jogja. Salah satunya Dailynoon Store dan Habitat Café di
Jalan Palagan.
Target market Angklebiters
awalnya hanya untuk mahasiswa saja, terkhusus wanita yang sangat senang dengan produk
handmade yang dibuatnya. Di luar
ekspektasi, setelah dipetakan, konsumen rata-rata berusia 17-35 tahun.
“Modal awal untuk
Angklebiters kurang lebih 2 juta hingga 2,5 juta rupiah untuk membeli mesin
jahit, peralatan, dan kain. Dulu awalnya aku melakukannya sendiri, dan sekarang
sudah memiliki 3 karyawan. Untuk
omzetnya sekarang melonjak tajam dari 15juta hingga 25 juta, juga pernah lebih
dan bahkan pernah kurang dari itu. Pernah dalam sebulan hanya mendapat 100
hingga 200ribu, dan pernah mengikuti bazar di Magelang hanya mendapat 80ribu,
semua punya tantangan tersendiri,” jelas Olivie saat ditanya mengenai omzet. (Laras Dika Youlanda)
Editor: Ganisha Puspitasari
Tulis Komentarmu