Tembakau dan Rokok dari Dua Sisi
sumber: freepik |
Salah satu olahan dari tembakau adalah rokok. Terdapat dua tipe perokok, aktif dan pasif. Perokok aktif dapat diartikan sebagai seseorang memiliki kebiasaan merokok. Merokok sudah menjadi bagian hidupnya, sehingga rasanya tidak nyaman jika sehari tidak merokok. Sedangkan perokok pasif merupakan seseorang yang tidak memiliki kebiasaan merokok, namun terpaksa harus menghisap asap rokok yang dihembuskan oleh orang lain.
Samsuri Tirtosastro dan A.S. Murdiyati dalam “ Kandungan
Kimia Tembakau dan Rokok “, yang terbit April 2010, menjelaskan kandungan kimia
tembakau yang sudah teridentifikasi mencapai 2.500 komponen. Dari jumlah
tersebut, 1.100 komponen diturunkan menjadi komponen asap secara langsung dan
1.400 lainnya mengalami dekomposisi atau terpecah lalu bereaksi dengan
komponen lain dan membentuk komponen baru.
Di dalam asap sendiri terdapat 4.800 macam komponen
kimia yang telah teridentifikasi. Komponen kimia rokok yang paling berbahaya
bagi kesehatan adalah tar, nikotin, gas CO, dan NO yang berasal dari tembakau.
Selain itu, bahan-bahan berbahaya lainnya yang terbentuk saat penanaman,
pengolahan, dan penyajian dalam perdagangan, yaitu residu pupuk dan pestisida,
TSNA (tobacco spesific nitrosamine), B-a-P (benzo-a-pyrene), dan NTRM
(non-tobacco related material). Pengendalian tar, nikotin, gas CO dan NO dapat
dilakukan dalam proses pembuatan rokok dengan penggunaan filter maupun kertas
rokok yang berpori-pori. Sedangkan, residu pupuk dan pestisida, TSNA, B-a-P,
dan NTRM dapat dikendalikan melalui sistem produksi tembakau yang benar serta mengacu
pada usaha menekan bahan berbahaya.
Menurut salah satu
perokok aktif yaitu Muhammad Andre Kurniawan mengatakan ia tidak mengurangi kegiatan merokok, namun lebih menghormati orang yang
tidak merokok. Hal itu dilakukan dengan cara merokok pada tempat yang telah disediakan. Menurutnya, usaha tersebut akan menghormati dan tidak merugikan nonperokok.
“Merokok, ya, tetap merokok, jadi yang nggak merokok nggak kena dampaknya. Lebih menghargai orang dengan merokok ditempat khusus,” ujarnya.
Ada sebuah niatan dalam diri Andre untuk berhenti
merokok, namun semuanya memerlukan proses. “ Jangka pendek ketika sakit, biasanya
satu hari satu bungkus dengan mengurangi rokok sehari satu sampai tiga batang.
Kalau jangka panjang nanti pas punya anak. Menjadi stimulus untuk berhenti
merokok,“ tambahnya.
Berbeda dengan Andre, Mahasiswa Akuntansi UPN Veteran
Yogyakarta Faris Ramadhan menganggap tembakau berbahaya, khususnya rokok. Menurutnya banyak orang meninggal karena
rokok, baik perokok aktif maupun pasif.
Faris bukan perokok aktif. Dia merasa tidak nyaman
ketika ada asap rokok. “Kadang kalau udah merasa nggak nyaman cuma pergi. Temanku
banyak yang ngerokok, jadi buat
menghindar secara langsung agak susah,” ungkapnya. (Fajar Andrian)
Editor: Aqmarina Laili Asyrafi
Tulis Komentarmu