Kebun Bunga Zinia, Estetika dan Keasrian Kampus
Mahasiswa berfoto di kebun bunga zinia, Kampus II UPNVYK (Foto: dokumentasi pribadi Chrisnina Saraswati) |
Belakangan ini, di lingkungan kampus 2 UPN “Veteran” Yogyakarta, hadir sebuah kebun bunga kecil yang menarik perhatian. Kebun bunga ini berada di sebelah utara Lab Kajian Organisasi Internasional (KOIN), atau di selatan ruang perpustakaan skripsi FISIP. Tanah yang beberapa bulan lalu sempat kosong, sekarang sudah penuh dengan bunga zinia, atau dalam bahasa Indonesia disebut bunga kertas. Kini, taman tersebut menjadi salah satu tempat bagi mahasiswa untuk mengabadikan momen dengan berfoto.
Elisa Puspitasari, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi angkatan 2018, mengaku tertarik dengan taman ini sejak bunga yang ditanam mulai bermekaran. “Tertarik untuk berfoto ya karena menarik aja ada spot bunga di kampus 2 ini. Bunga-bunganya punya warna yang bagus, sih,” terang Elisa. Ia juga mengatakan keberadaan taman dapat menambah keasrian dan keindahan kampus, “Daripada lahan itu dibiarkan kosong dan kering."
Selain mahasiswa, taman ini juga menarik perhatian dosen. “Saya tidak mengira. Saya benar-benar terkesan karena ini murni inisiatif dari pegawai, mereka membawa pupuk kandang sendiri. Menurut saya itu bagus, ditanam dengan cara yang sangat natural,” ujar Susilastuti, salah satu dosen di UPN “Veteran” Yogyakarta. Selain bunga zinia, ada juga tumbuhan lain seperti bunga kertas, pohon semangka, tomat, dan terong. “Kalau dikelola dengan baik, bisa menjadi sudut untuk berselfie yang lebih bagus lagi,” tambahnya.
Jasadi, Penjaga Perpustakaan Skripsi FISIP UPN yang menginisiasi taman bunya kertas (Foto: Fachri Ernanda Ramadhan) |
Jasadi, pegawai UPN yang bertugas di perpustakaan skripsi FISIP merupakan orang dibalik suburnya bunga zinia di Kampus II. Ia mengaku berinisiasi menanam bunga kertas untuk membangun suasana kampus agar terlihat bersahabat dan indah. Bahkan, ia menganggap bunga-bunga itu seperti temannya sendiri, “Kan sahabat tidak harus manusia. Bunga-bunga itu bagian dari makhluk hidup juga,” terangnya.
Keinginan untuk membuat taman bunga sudah dimiliki Jasadi sejak lama, “Waktu awal, saya terkendala dengan pohon mangga di lahan itu. Karena pohonnya tidak berbuah baik, akhirnya saya minta agar pohon itu ditebang. Setelah ditebang, saya langsung tebar benih,” jelasnya. Benih tersebut didapatnya dengan cuma-cuma, “Benihnya saya dapat dari saudara-saudara saya yang kebetulan menyediakan untuk saya,” imbuhnya.
Alasan Jasadi memilih bunga kertas untuk ditanam adalah karena masalah cuaca. Ia menjelaskan bahwa bunga zinia ini tahan terhadap cuaca panas sehingga memudahkan untuk perawatan. Untuk perawatan tanaman seperti pupuk, ia membawa sendiri dari rumah sekitar 7-8 karung. Terkadang, beberapa karyawan kampus seperti petugas cleaning service juga membantunya merawat taman tersebut.
Meski banyak mahasiswa yang menjadikan sudut tersebut sebagai tempat berfoto, pendapat agak berbeda disampaikan oleh Nisya Putri Pradira. Ia mengakui bahwa tanaman tersebut menarik, namun kekhawatiran muncul lantaran ada kemungkinan taman tersebut akan rusak. “Agak kurang setuju kalau dijadikan spot foto, takut nanti rusak karena diinjak-injak,” jelasnya.
Mahasisa Prodi Ilmu Komunikasi angkatan 17 ini juga mengimbau mahasiswa atau pihak lain agar berhati-hati saat mengambil foto, “Ya.. asal nggak ngerusak aja sih kalau mau foto-foto di sana,” tegasnya. (Fachri Ernanda Ramadhan)
Editor: Rieka Yusuf
Tulis Komentarmu