Serba Serbi Ujian, antara Tertulis atau Bawa Pulang
Potret lembar ujian tertulis (kiri) dan take home (kanan). (Foto: Novella Candra Wastika) |
Mulai Senin (9/12), selama dua minggu ke depan Mahasiswa UPN “Veteran” Yogyakarta akan menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS). Ujian ini merupakan salah satu bentuk penilaian untuk mengetahui daya serap mahasiswa terkait kompetensi yang telah dipelajari satu semester. Setidaknya, UAS memiliki 2 bentuk yaitu tertulis dan bawa pulang (istilah akrab take home).
Ujian take home dan ujian tertulis mempunyai perbedaan. Ujian take home lebih membebaskan mahasiswa dalam mencari literasi atau referensi untuk menyelesaikan tugas akhir. Sementara itu, ujian tertulis lebih terfokus pada jawaban teoritis yang telah dipahami oleh mahasiswa selama satu semester.
Membahas soal keefektifan ujian take home dan tertulis, baik dosen juga mahasiswa memiliki pendapat yang berbeda. Menurut salah satu dosen, Sigit Tri Pambudi, pada dasarnya prinsip ujian semuanya sama yakni untuk evaluasi, “Prinsipnya sama-sama evaluasi, tapi kalau pilih efektif mana, menurut saya ujian take home. Hal ini dikarenakan mahasiswa bisa lebih memperdalam materi lewat buku referensi yang dibacanya.” Ia juga menambahkan bahwa kelebihan dari ujian take home dalam hal penyelesaian bisa lebih detail karena menggunakan buku referensi.
Pendapat tersebut juga didukung oleh salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi 2017, “Kalo untuk saya pribadi saya lebih setuju ujian take home. Ya.. soalnya untuk kita akan lebih efektif dalam mencari riset dan data-data yang memang kita butuhkan, dan kita tuh bisa lebih maksimal ngerjain ujian,” jelas Rafika Riniptasari.
Rafika juga menambahkan ujian tertulis yang terkadang open book (terbuka) pun tidak mencangkum materi yang ada dalam buku. Hal yang sama juga berlaku dalam ujian tertulis tertutup. Menurutnya, jika ada beberapa pertanyaan di luar prediksi, mahasiswa akan kesulitan karena tidak bisa mencari referensi.
Pendapat berbeda disampaikan oleh Dias Prastiwi Kusumastuti yang juga merupakan dosen di UPN. Ia beranggapan ujian tertulis lebih efektif. “Ujian tulis bisa lebih efektif karena dengan begitu kita bisa tahu bahwa mahasiswa bisa benar-benar maksimal menyerap teori yang diberikan,” jelas Dosen Konsentrasi Public Relation ini.
Dari sudut mahasiswa, Melani Magdalena mahasiswi jurusan Teknik Industri 2017 menyetujui hal tersebut. “Lebih efektif ujian tulis sih. Misalnya masih ada indikator-indikator, mahasiswa bisa cari referensi yang sama. Jadi, antara mahasiswa satu dengan yang lainnya itu punya kesempatan yang sama,” jelas Melani. (Novella Candra)
Editor: Rieka Yusuf
Tulis Komentarmu