Oseng Mercon Bu Narti, Alternatif Kuliner Pedas di Yogyakarta
Warung Oseng Mercon Bu Narti di Jl. KH. Ahmad Dahlan, Ngampilan, Kota Jogja (Foto: Haffiyana Nurlitasari) |
Melihat kerumunan
orang yang duduk di pinggir jalan sembari menikmati makanan mungkin menjadi hal biasa
bagi sebagian orang. Namun, menyaksikan ramai orang duduk lesehan sambil
mengusap keringat bisa jadi salah satu hal menarik yang menggelitik rasa
penasaran. Ya, Oseng Mercon Bu Narti merupakan jawaban penyebab pengunjung mengusap
keringat karena rasa pedas.
Oseng mercon atau
yang juga disebut dengan sego mercon adalah makanan tradisional dengan cita
rasa pedas menggunakan cabai rawit sebagai bahan utamanya. Nama mercon yang
digunakan merepresentasikan rasa pedas luar biasa dari hidangan ini. Perpanduan
antara nasi putih hangat dan oseng–oseng yang disajikan di atas piring bambu
itu mampu membuat pengunjung ketagihan menikmatinya.
Hidangan ini dibuat
oleh Bu Narti dari bahan dasar daging sapi, kikil, dan gajih. bahan – bahan
tersebut kemudian goreng dengan cabai rawit dan berbagai bumbu rempah lainnya
di dalam sebuah wadah besar. Ketika menyajikannya, oseng ini akan ditakar
menggunakan sebuah piring kecil atau biasa disebut “lepek”.
Satu porsi oseng-oseng mercon (Foto: Haffiyana Nurlitasari) |
Bagi para pecinta
pedas, oseng mercon adalah menu wajib yang harus dicoba. Dengan mengeluarkan
uang sebesar Rp28.000,- pengunjung dapat menikmati seporsi hidangan. Selain
itu, terdapat lalapan dan beberapa lauk pendamping yang dapat dipilih sesuai
selera. Lauk pendamping yang disediakan seperti, ayam, lele, puyuh, ati ampela,
dan kepala ayam. Warung Bu Narti juga sudah dibuka dari pukul enam sore hingga dua
belas malam.
Lauk tambahan yang tersedia di Oseng-Oseng Mercon Bu Narti (Foto: Haffiyana Nurlitasari) |
Oseng Mercon Bu
Narti diketahui sudah berdiri sejak tahun 1998, bertempat di Jl. KH. Ahmad Dahlan Gg. Purwodiningratan No.110, Ngampilan, Kota Yogyakarta. Dengan menggunakan tenda
sederhana di samping jalan, warung ini tidak pernah sepi pembeli tiap harinya.
Bahkan, tak jarang pengunjung kesulitan mencari tempat duduk untuk makan lantaran
ramainya pembeli lain.
Meski demikian, ada
beberapa hal yang harus ditingkatkan untuk menjaga kenyamanan pembeli, seperti
daftar menu dan harga (sehingga pembeli tidak kaget dengan harga ketika
membayar), serta keramahan penjual terhadap pembeli. Selain itu, tempat antara
memesan makanan dan minuman berbeda (tempat memesan minum berada di timur
sebelah warung) dapat menjadi catatan bagi calon pembeli. Apabila budget
yang dimiliki tidak banyak, disarankan untuk membawa lauk tambahan pribadi. (Haffiyana Nurlitasari)
Editor: Rieka Yusuf
Tulis Komentarmu