Hasil Survei Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN mengenai Kuliah Daring
Sebuah kebijakan
yang serempak dilakukan oleh perguruan tinggi di Indonesia dalam merespon kondisi
terkait Covid-19 adalah menerapkan perkuliahan secara daring. Begitu pula
dengan UPN "Veteran" Yogyakarta. Sudah sebulan sejak ditetapkannya
kebijakan tersebut, berbagai pro dan kontra ditemukan baik dari kalangan mahasiswa
maupun dosen. Sebagai kajian, Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPNVYK (Himakom)
telah mengumpulkan tanggapan mahasiswa melalui survei yang dilakukan pada 1 - 6
April lalu.
Survei dilakukan
terhadap 138 Mahasiswa Ilmu Komunikasi "UPN Veteran"
Yogyakarta. Hasilnya,
diketahui dari beberapa platform yang digunakan mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan kuliah, penggunaan terbanyak dilakukan
melalui Google Classroom (50%) dan Zoom (39,9%). Terkait perangkat yang digunakan untuk
mengakses platform tersebut, 58,7% mahasiswa menjawab laptop, sisanya menggunakan komputer, telepon pintar, dan gawai
lainnya.
Data menunjukan 50%
lebih responden mengaku memiliki kendala terkait sinyal ataupun jaringan
internet yang tidak stabil. Kendala ini menyebabkan
mahasiswa terhambat dalam memperhatikan dosen yang sedang menjelaskan
materi atau teman yang tengah melakukan
presentasi, melalui telepon video
kelompok menggunakan aplikasi Zoom. Kendala lain yang diungkapkan juga mengenai penggunaan kuota berlebih
sebagai akibat penggunaan aplikasi berbasis audio-visual. Sebagian mahasiswa yang mengaku tidak diberi uang saku atau memiliki pemasukan lain saat tengah menjalani karantina
diri pun turut merasa kesulitan.
Dalam pertanyaan
lanjutan di survei yang sama, mahasiswa menyampaikan aspirasinya kepada pihak
kampus untuk memberi subsidi kuota internet. Merespon hal ini, salah satu Dosen
Ilmu Komunikasi, Senja Yustisia, setuju apabila bantuan tersebut diberikan, "Saya sih setuju, karena ‘kan itu kebutuhan prioritas pada masa pandemi," ujarnya.
Selain jaringan yang kurang stabil dan
tuntutan pemberian subsidi kuota, mahasiswa juga mengeluhkan aspek teknis dan
metode pembelajaran yang dilakukan beberapa dosen. Hal ini berkaitan dengan: durasi
pemberian tugas dan batas pengumpulan yang terlalu dekat; tugas berlebih dengan tenggat waktu yang padat;
beberapa dosen yang dianggap belum proaktif karena hanya memberikan tugas tanpa penjelasan materi secara mendalam; hingga
saran untuk meminimalisir penggunaan aplikasi Zoom. (Kuni Qunrota Aini)
Editor:
Rieka Yusuf
Tulis Komentarmu