Review Film NKCTHI (Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini)
Film NKCTHI (Foto: Popbela.com) |
Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
atau yang biasa kita kenal dengan NKCTHI memuat hal-hal yang membuat orang lain
merasa ada di posisi yang sama dengan tokoh di dalamnya. Hal ini karena ceritanya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Perasaan penonton tidak bisa dibohongi setelah menonton film yang serba berhubungan dengan kehidupan
berkeluarga dan dampaknya juga kepada kehidupan sosial. Oke, mulai saja saya review film yang mengandung nilai yang
sangat dalam sekali dan erat dengan kehidupan yang nyata atau kita jalani.
Pada film ini terdapat keluarga kecil yang
terdiri dari Narendra sebagai seorang ayah, Ajeng sebagai seorang ibu, dan
ketiga anaknya yang bernama Angkasa, Aurora, dan Awan. Awalnya, kehidupan
mereka terlihat bahagia dan bahkan jauh dari kata kesedihan. Terlihat seperti
suatu keluarga yang harmonis tanpa ada pertengkaran sedikitpun di antara
mereka. Namun, keanehan muncul dalam keluarga yang awalnya terlihat bahagia ini. Salah satu saudara kandung mereka, tepatnya anak kedua
(Aurora) kurang suka dengan adiknya (Awan). Dari raut wajah yang dingin, Aurora
jarang sekali berbicara dengan Awan. Ketika Awan mengajak Aurora mengobrol,
respon Aurora terkesan cuek. Di balik itu semua, ternyata ada kejadian di masa
lalu yang membuat orang tua mereka memberikan perhatian lebih kepada Awan.
Beban berat juga dirasakan Angkasa yang
diberikan tanggung jawab besar oleh ayahnya untuk menjaga Awan. Hal ini menambah
kekesalan Aurora dan membuat anak kedua tersebut lebih fokus terhadap dirinya
sendiri hingga bersikap dingin ke orang tua, kakak, dan adiknya.
Di tengah cerita, Awan bertemu dengan
Kale, anak band yang mengajarkannya mengenai kehidupan. Bahwa kehidupan tidak
selamanya berjalan seperti yang diinginkan. Secara tidak langsung, Kale membuat
Awan berpikir bahwa dia tidak ingin terlalu diawasi lagi. Awan merasa bahwa
dirinya bisa melakukan sesuatu dengan kemampuannya sendiri dan tidak mau terus-menerus
dimanja oleh keluarganya. Pada suatu hari, Awan mulai berani menantang ayahnya
sendiri. Ayahnya menganggap hal tersebut terjadi setelah Awan mengenal Kale yang
membawa pengaruh buruk untuk anaknya. Konflik lain terjadi di saat Angkasa berdebat
dengan pacarnya karena pacarnya menilai bahwa Angkasa terlalu sibuk dengan
keluarganya hingga kurang fokus pada hubungan mereka.
Kejadian memuncak saat berada di ruang tamu.
Perdebatan yang membuat semua rahasia yang ditutupi akhirnya
terbongkar juga. Di akhir cerita, terungkap bahwa orang tua mereka sengaja merahasiakan masa lalu yang menyedihkan tersebut karena menganggap itu adalah kesedihan yang terakhir kalinya. Mereka berjanji
tidak akan ada lagi kesedihan yang dialami di masa depan. Pada akhirnya,
setelah saling mengungkapkan apa yang dipendam selama ini, mereka saling
memaafkan dan berusaha memahami satu sama lain.
Kesimpulan dan nilai sosial yang bisa
diambil dari film ini adalah kita tidak bisa menilai kebahagiaan orang lain
hanya dari apa yang terlihat saja. Kita tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi
di belakang, apakah kebahagiaan itu memang nyata atau hanya sekedar kebahagiaan
palsu. Jangan lupa juga untuk tetap bersyukur atas apa yang kita miliki dan berusaha
untuk tidak iri dengan kebahagiaan orang lain. (Gayuh
Laksono Wiguna)
Editor:
Ayu Fitmanda Wandira
Tulis Komentarmu