Aksi Jogja Memanggil Dijawab Gas Air Mata
Mahasiswa
yang Duduk di Jalanan Depan Gedung DPRD DIY (Foto: Arinda Qurnia) |
Gelombang
demonstrasi terjadi di berbagai kota akibat penolakan UU Cipta Kerja yang disahkan
oleh DPR pada Senin (05/10) lalu. Salah satunya di Yogyakarta, aksi dengan
tajuk Jogja Memanggil dilaksanakan pada hari ini, Kamis (08/10) yang dimulai
dengan berkumpulnya massa di Bunderan UGM. Agenda aksi adalah melakukan long march menuju Gedung DPRD DIY dengan
rute melalui Tugu Yogyakarta dan Kantor Gubernur DIY.
Pada
pukul 09.30 WIB, massa dari UNY dan UGM mulai berkumpul yang kemudian disusul oleh
rombongan bermotor dari Universitas Proklamasi 1945 pada pukul 09.45 WIB.
Sekitar 10 menit berselang, rombongan dengan almamater merah yang merupakan
mahasiswa UMY turut memenuhi bunderan UGM. Lautan massa dengan almamater hijau
dari UPN “Veteran” Yogyakarta juga ikut hadir pada pukul 10.50 WIB. Long march massa yang telah berkumpul
kemudian diatur barisannya pada pukul 11.00 WIB.
Massa Aksi di depan Gerbang DPRD DIY (Foto: Arinda Qurnia) |
“Mereka
mengkhianati kepercayaan yang pernah diberikan waktu pemilu 2019,” tutur salah
satu perwakilan orasi dari Social Movement Institute. Dilansir dari unggahan
akun Instagram @gejayanmemanggil, aksi Aliansi Rakyat Bergerak ini melontarkan
tuntutan mosi tidak percaya: turunkan Jokowi-Ma’ruf Amin, cabut UU Cipta Kerja,
bubarkan DPR, dan bangun dewan rakyat.
Pada
pukul 13.00 WIB, massa aksi yang berjalan dari arah Kota Baru mulai menduduki
gedung DPRD DIY. Setelah menyanyikan yel-yel dan berorasi, massa mulai
berdesakan untuk masuk ke dalam gedung dan melemparkan botol-botol air mineral.
Sementara di barisan belakangnya, terdapat rombongan mahasiswa UMY yang tengah
duduk-duduk dengan membawa poster di sepanjang Jalan Malioboro. “Tadi ikut long march selama itu kondusif. Namun,
ada beberapa yang mencoba merusak properti partai,” ungkap salah satu demonstran
yang enggan disebut namanya.
Masjid DPRD DIY dengan Kepulan Gas Air Mata (Foto:
Arinda Qurnia) |
Kondisi
mulai ricuh 20 menit kemudian. Massa yang tepat berada di depan gerbang mulai
melemparkan batu. Tak lama, tembakan gas air mata diletuskan pada pukul 13.25
WIB. Massa aksi banyak yang kemudian berlari menjauh tetapi beberapa masih
bertahan untuk melanjutkan aksi melemparkan batu-batu ke gedung DPRD. Suara
tembakan gas air mata terdengar bertubi-tubi dilepaskan hingga menimpulkan kepulan
asap sepanjang Jalan Malioboro.
Massa
terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, tak terkecuali juga perempuan. Saat
terjadi penembakan gas air mata, demonstran perempuan dievakuasi menuju
parkiran Abu Bakar Ali. Pada pukul 14.00 WIB, demonstran yang berada di sekitar
parkiran Abu Bakar Ali mulai merusak pos polisi dengan melemparkan batu,
mencoret-coret, bahkan merusak rambu-rambu lalu lintas. Selain itu, terdapat pula aksi pembakaran ban yang menyebabkan asap hitam mengepul. Hal tersebut
memicu penembakan gas air mata di sepanjang Jalan Abu Bakar Ali dan Jalan
Mataram.
Peristiwa Perusakan Pos Polisi di Selatan Tempat
Parkir Abu Bakar Ali (Foto: Arinda Qurnia) |
“Banyak
korban luka, saat rusuh pertama di hotel Garuda yang diangkut ada 21 orang dan
dirujuk ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Terdapat 1 orang yang
mengalami luka robek dalam 7 cm di pelipis, lalu dirujuk ke Rumah Sakit
Bethesda,” tutur Andhika Purwadi selaku petugas medis yang bertugas pada aksi
ini. Andhika menambahkan bahwa pada pukul 15.29 kondisi di hotel Ina Garuda cukup
parah, banyak korban luka dan pingsan sementara penembakan gas air mata terus
dilakukan. “Di hotel Pyrenees parah, banyak korban yang luka di pelipis.
Terlebih di basement dekat dengan
TKP, gas air mata turun ke basement,” imbuh pria yang akrab dipanggil Maspoer ini.
“Seharusnya demo berlangsung tertib, damai, tanpa rusuh. Tapi ya siapa yang gak kesal, belum menyampaikan aspirasi malah
sudah disemprot water cannon,” ujar Ajip
(bukan nama asli), salah satu demonstran dari kalangan mahasiswa. Meskipun
massa belum bubar sepenuhnya, tetapi akhirnya aksi ini dipukul mundur sekitar
pukul 17.00 WIB.
Editor: Ayu Fitmanda Wandira
jos bgt, panjang umur buat semuanya
BalasHapus