Semester Depan Kemungkinan Online, Apa Tanggapan Civitas Akademika UPNVYK?
Gedung Rektorat UPN "Veteran" Yogyakarta. |
Dilansir dari JHU CSSE, jumlah kasus baru covid-19 bertambah sebanyak 100.420. Hal tersebut mengakibatkan pembelajaran jarak jauh dilanjutkan untuk semua jenjang pendidikan, termasuk perguruan tinggi. Hal ini tentu saja bertujuan untuk membuat angka kasus covid-19 tidak bertambah secara intens dengan dilakukannya pembelajaran jarak jauh. Sebagai mahasiswa, tentu saja banyak kegiatan yang harus dilaksanakan berkaitan dengan kegiatan akademis maupun organisasi. Berbagai penyesuaian dilakukan agar semua mahasiswa bisa menjalankan kegiatan akademis dan organisasi dengan maksimal.
Pandemi COVID-19 membuat seperti
berubahnya sistem pembelajaran yang mulai dilakukan menggunakan platform Zoom
atau Google Meet, mengisi kehadiran mahasiswa melalui Spada Wimaya, dan
kegiatan praktikum untuk beberapa program studi yang harus dilakukan di rumah
secara mandiri. Tentu saja kuliah daring memiliki dampak positif dan negatif
tersendiri.
Hanif Fuady, salah satu mahasiswa Jurusan
Teknik Perminyakan mengungkapkan pendapatnya tentang kemungkinan kuliah daring
yang masih akan dilaksanakan hingga semester genap. Menurutnya sebagai
mahasiswa ilmu eksak, ia merasa sangat disayangkan apabila semester depan masih
dilakukan secara daring karena berpengaruh pada beberapa mata kuliah yang
tidak bisa maksimal.
“Menurut aku sangat disayangkan sih kalau semester depan masih online karena sangat amat berdampak
pada ilmu yg diperoleh terutama di bidang eksak. Soalnya ada beberapa
matkul yang susah kalau online,” ujar Hanif.
Berbeda dengan Hanif yang
menyayangkan apabila semester genap masih berlangsung secara daring, Puri
Andini salah satu mahasiswa dari Program Studi Hubungan Masyarakat sangat
setuju apabila semester depan masih dilaksanakan secara daring mengingat angka
kasus Covid-19 yang semakin tinggi setiap harinya. “Menurut aku kalau
semester depan masih online setuju
sih, soalnya kan diliat dari kondisi
sekarang yang malah meningkat lagi jumlah kasus covidnya,” ujar Puri.
Dirinya juga menambahkan hal ini
jauh lebih baik dilakukan karena syarat untuk bisa kembali ke Yogyakarta bagi
mahasiswa rantau cukup banyak. “Belum lagi kalau ke Jogja kan harus test swab dulu sebagai persyaratan di pesawat
nanti, jadi kaya masih ribet,” tambah
Puri.
Sama halnya dengan mahasiswa yang memiliki banyak hal berkaitan dengan pembelajaran daring, pengurus Himpunan Mahasiswa juga mengalami cukup banyak perubahan yang diakibatkan oleh Pandemi. Kegiatan Himpunan Mahasiswa yang cenderung banyak dilakukan secara aktif di Universitas harus diubah mengikuti himbauan Pemerintah.
Spada Wimaya, platform E-Learing UPN “Veteran” Yogyakarta (Sumber: Tangkapan layar/Ghalda Nauli) |
Salah satu pengurus HIMAKOM (Himpunan
Mahasiswa Komunikasi) yaitu Dendi, berpendapat bahwa kuliah yang masih
dilakukan secara daring tentu saja harus kita lakukan karena mengikuti aturan universitas.
Sebagai pengurus himpunan mahasiswa, tentu saja harus berpikir jauh lebih keras
bagaimana caranya proker yang sudah
direncanakan secara tatap muka bisa dilakukan secara daring,
“Menurut pendapatku ya mau gimana
lagi kalo kuliah bakal online lagi,
kita harus ngikutin kebijakannya.
Tapi kita sebagai pengurus harus berpikir lebih keras lagi gimana sih biar proker yang bersifat offline yang notabenenya disitu harus
memakai beberapa peserta yang harus ada di satu tempt dijalankan dengan cara
online,” ujar Dendi.
Dendi juga menambahkan contoh proker
HIMAKOM yang harus dilaksanakan secara luring. “Karena sebagian besar program kerja
HIMAKOM khususnya minba itu banyak yang bersifat offline contohnya ada Bakmi
Djowo, Reaksi, dan Satu Komunikasi,” jelas Dendi.
Sampai saat ini, pihak universitas
belum mengeluarkan surat edaran secara resmi berkenaan dengan sistem
perkuliahan yang akan dijalankan pada semester genap. “Kampus belum ada
keputusan final untuk kegiatan perkuliahan semester depan apakah luring,
daring, atau bahkan blended antara keduanya. Tetapi melihat keputusan
pemerintah yang sudah membuat aturan pembatasan yang ketat dan naiknya angka Covid
di DIY membuat keputusan untuk tetap daring adalah hal yang sangat tepat dan
menjadi kewajiban” Jelas Wike Wijayanti, staff Humas dan Kerjasama UPN
“Veteran” Yogyakarta.
Wike juga menjelaskan hal ini
dikarenakan keputusan untuk tetap melanjutkan perkuliahan secara daring
berkaitan dengan keselamatan dan nyawa civitas akademika Universitas yang bukan
hanya mahasiswa tetapi juga dosen. Sebagaimana diketahui bahwa banyak jumlah
dosen di UPN “Veteran” Yogyakarta yang sudah sepuh dan tentu saja rentan
terkena COVID. Walaupun beberapa perkuliahan sudah dijalankan luring seperti
praktikum yang tidak mungkin dilaksanakan secara daring, tetapi untuk
perkuliahan luring secara penuh menjadi hal yang tidak mungkin untuk saat ini.
Tentu saja terdapat banyak
penyesuaian yang harus dilakukan oleh Pengurus Himpunan Mahasiswa. Beberapa
aktivitas harus diubah dengan cepat karena tidak mungkin acara dibatalkan
dengan persiapan yang sudah dilakukan semaksimal mungkin. Kegiatan rapat yang
dilakukan secara tatap muka harus diubah menggunakan platform Zoom. Komunikasi
merupakan kunci yang sangat penting ketika menjalankan program kerja Himpunan
Mahasiswa, seperti yang dikatakan oleh Dila, salah satu Pengurus HM Humas.
Dila tidak keberatan program kerja
dan perkuliahan dilaksanakan secara daring kembali asal mengutamakan komunikasi
ketika berurusan dengan program kerja pengurus Himpunan Mahasiswa. “Kalau aku sih tidak masalah kalau misal online
lagi. Tetapi kaya lebih ditambahin komunikasi antar divisi biar saling tau perkembangannya apa aja,” ujar Dila.
Pembelajaran daring merupakan hal
yang baru bagi mahasiswa karena program ini diwajibkan oleh pemerintah ketika
Pandemi menyerang Indonesia. Pembelajaran daring membawa warna baru bagi dunia
pendidikan Indonesia karena banyak program yang mengikuti seperti subsidi kuota
gratis untuk memperlancar kegiatan pembelajaran. Pembelajaran daring juga
membuat mahasiswa dituntut untuk semakin mandiri dalam mengatur waktu agar
semua kegiatan akademis dan organisasi tetap berjalan secara maksimal. (Ghalda
Nauli)
Editor: Risky Redemptus
Tulis Komentarmu