Survei: Sebagian Besar Masyarakat Indonesia Siap Menerima Vaksin Covid-19
Presiden Joko Widodo perdana menerima vaksin Covid-19 pada (13/1) di Istana Merdeka. (Sumber: tangkapan layar platform YouTube Sekretariat Presiden) |
Sejak awal
Maret 2020 lalu ketika wabah Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia,
pemerintah terus melakukan upaya untuk membasmi virus tersebut. Salah satu
caranya yaitu dengan melakukan program vaksinasi Covid-19 bagi seluruh
masyarakat Indonesia. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan kekebalan
komunitas atau herd immunity.
Vaksinasi
rencananya dilakukan melalui 4 tahapan yang dimulai pada Rabu, 13 Januari 2021.
Sebagai pembuka program vaksinasi, Presiden Indonesia Joko Widodo menjadi
orang pertama yang menerima vaksin tersebut. Namun, adanya vaksin ini juga
memicu pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Vaksin yang digunakan oleh pemerintah saat ini merupakan vaksin produksi sinovac yang berasal dari Tiongkok. Nantinya, vaksin ini akan disebarluaskan ke seluruh penjuru Indonesia secara merata.
Melihat hal tersebut, berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 50 pembaca Sikap menunjukan bahwa sebanyak 66 persen di antaranya bersedia melakukan vaksinasi Covid-19. Survei tersebut dilaksanakan mulai dari Senin (11/01) hingga Jumat (15/01).
Infografis kesediaan vaksinasi 50 pembaca Sikap. (Sumber: Suarasikap/Arinda Qurnia) |
“Aku mau
divaksin karena vaksin sudah diresmikan sama BPOM dan MUI. Menurut
aku, vaksin sinovac juga sudah cukup baik dengan nilai efikasi sebesar itu,”
ujar Syarifa Dyfianti, mahasiswa jurusan Farmasi Universitas Airlangga.
Walaupun demikian, dalam survei tersebut sebesar 34 persen lainnya masih menolak dan ragu untuk menerima vaksin Covid-19. Ada beberapa alasan yang membuat mereka enggan menerima vaksin tersebut misalnya terkait efektivitas vaksin yang masih belum jelas, informasi yang simpang siur atau bias, dan kurang yakin karena belum ada bukti yang tertera.
Ilustrasi tanggapan masyarakat. (Sumber: Suarasikap/Arinda Qurnia) |
Menurut Devi,
semua negara saat ini sedang memperebutkan vaksin. Oleh karena itu, demi
keberlangsungan hidup orang banyak, lebih baik jika menerima vaksin Covid-19
yang sudah disediakan.
Selain itu, Kementerian Kesehatan bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) telah melakukan survei mengenai penerimaan vaksin Covid-19 di kalangan masyarakat Indonesia. Berdasarkan data yang didapat, sebesar 65 persen dari 112.888 sampel masyarakat Indonesia bersedia divaksinisasi. Meski demikian, 7,8 masyarakat menolak, serta yang masih bimbang sebesar 27,6 persen.
Infografis data survei nasional Kemenkes bersama ITAGI. (Sumber: Suarasikap/Arinda Qurnia) |
“Awalnya saya
tidak mau untuk disuntik tapi setelah saya melihat Jokowi divaksin, saya
berubah pikiran,” jelas Wuri Handayani, ibu rumah tangga.
Dirinya juga
menambahkan, sebaiknya pemerintah terus melakukan sosialisasi mengenai vaksin
Covid-19 kepada masyarakat sehingga mereka bisa yakin dan percaya dengan
program tersebut.
Melihat survei
yang dilakukan oleh Kemenkes bersama ITAGI dan survei yang dilakukan kepada 50
pembaca Sikap, maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia
bersedia untuk menerima vaksin Covid-19. Diharapkan program vaksinisasi ini
bisa berjalan dengan lancar serta membawa perubahan yang lebih baik lagi,
khususnya dalam meningkatkan kekebalan imun individu. (Annisa Rindi)
Editor: Wafa’ Sholihatun Nisa’
Tulis Komentarmu