Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia
Ilustrasi tenaga medis menunjukkan vaksin. (Sumber: Antara) |
Pemerintah Republik Indonesia mengumumkan bahwa vaksinasi bagi seluruh masyarakat tidak dipungut biaya apa pun. Dalam hal ini, Indonesia
menggunakan vaksin Sinovac produksi Bio Farma. Vaksin tersebut telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin yang telah diklaim aman dan
halal ini, diberikan dalam dua tahap dengan selang waktu 14-28 hari. Dalam pelaksanaannya,
pemerintah mendahulukan tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam
penanganan pandemi. Di samping itu, juga para petugas pelayanan publik karena mereka berinteraksi
dengan banyak orang.
Dilansir dari Tribunnews.com, sampai tanggal 13 Februari
jumlah tenaga kesehatan yang telah mendapatkan vaksinasi tahap pertama sebanyak
1.060.326 orang. Di mana usia 18-59 tahun menjadi target vaksinasi, mengingat
rentang usia tersebut yang paling banyak terpapar virus Covid-19. Selain itu,
tenaga kesehatan lanjut usia juga mendapat vaksinasi.
Cara kerja vaksin adalah dengan melatih sistem
kekebalan untuk mengenali dan memerangi virus atau bakteri. Untuk melakukannya,
molekul tertentu dari virus dimasukkan ke dalam tubuh guna memicu respons imun.
Selanjutnya, sistem dalam tubuh akan menyerang, memproduksi antibodi, serta
mengingatnya jika suatu saat bakteri atau virus tersebut muncul kembali.
Dengan kata lain, jika nantinya seseorang terpapar maka
sistem kekebalan otomatis akan mengenali virus itu. Selanjutnya, imun tubuh akan
menyerang virus tersebut sebelum menyebar dan menyebabkan penyakit. Dengan
demikian, melalui vaksinasi secara gratis diharapkan Indonesia dapat segera
menciptakan herd immunity. Jadi, pandemi Covid-19 ini dapat cepat
selesai.
Sahri, seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah
mendapatkan vaksinasi, mengatakan bahwa proses ini adalah sebuah ikhtiar. Ia mengungkapkan
jika vaksinasi adalah hal yang biasa dan tidak perlu ditakutkan.
"Biasa saja setelah divaksin, tidak terjadi apa-apa,"
ungkap pria 47 tahun tersebut. Selain itu, Sahri yakin bahwa apa yang diberikan
oleh pemerintah baik untuk rakyat. Oleh karena itu, ia bersedia divaksinasi tahap pertama
pada tanggal 9 Februari 2021 lalu. Nantinya, ia juga akan mendapatkan vaksinasi
tahap kedua.
Dilansir dari Times of India, sebenarnya tidak ada
panduan resmi mengenai langkah-langkah khusus yang harus dilakukan sebelum menerima
vaksin Covid-19. Hal yang harus dipertimbangkan adalah kondisi kesehatan dan
riwayat penyakit yang dimiliki. Saat proses vaksinasi, protokol kesehatan harus
tetap diutamakan untuk menghindari kemungkinan penularan virus.
Respons dari tubuh masing-masing orang bisa
berbeda-beda terhadap suntikan vaksin Sinovac. Hal inilah yang dirasakan oleh Riska,
salah seorang apoteker yang
mengungkapkan efek yang dirasakannya setelah melakukan vaksinasi.
"Kalau aku mungkin tangannya cuma sedikit pegal, tetapi hanya sebentar. Terus kalau ketarik agak sakit, menurutku itu wajar sih karena reaksi tubuh seseorang beda-beda," ungkap perempuan 19 tahun tersebut. (Kuni Qurota)
Editor: Delima Purnamasari
Tulis Komentarmu