Catatan Akhir Semester: Harapan Civitas Akademika di Kuliah Daring Semester Genap
Ilustrasi harapan perkuliahan daring di semester genap. (Sumber: suarasikap/Ghalda Nauli) |
Semester genap tahun ajaran 2020-2021 akan segera dimulai. Diawali dengan input KRP pada tanggal 1-5 Maret, kegiatan perkuliahan secara daring akan dimulai pada Senin (8/3). Harapan pun datang dari para civitas akademika terkait pelaksanaan perkuliahan semester genap yang kembali menggunakan metode daring (dalam jaringan).
Baca juga: Catatan Akhir Semester: Problematika dan Efektivitas Kuliah Daring
Sebelumnya, semester gasal tahun ajaran 2020-2021 juga dilakukan dengan metode daring. Metode ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan kampus. Meski demikian, metode tersebut masih jauh dari kata sempurna dan memiliki beberapa masalah. Mulai dari platform Spada Wimaya yang sering mengalami error, sampai pelaksanaan praktikum yang terbatas merupakan beberapa hambatan jalannya perkuliahan secara daring. Baik dosen maupun mahasiswa pun berharap agar perkuliahan semester genap berjalan lebih lancar dari semester kemarin.
Harapan civitas akademika UPN "Veteran" Yogyakarta di semester genap. (Sumber: suarasikap/Ghalda Nauli) |
M Nalendra, Mahasiswa angkatan 2018 pun menyampaikan harapan terkait dengan proses perkuliahan daring semester genap. Selain itu, dirinya juga mengeluhkan kuota kemendikbud yang kadang tidak dapat digunakan.
"Menurut saya, masih ada beberapa kendala pada kuota kemendikbud yang diberi pemerintah. Kuota utama sering habis karena kuota conference tidak dapat digunakan sebelum kuota utama habis. Terkadang kuota conference tersisa lumayan banyak. Harapanya mungkin semoga wabah cepat selesai. Mungkin setidaknya vaksin sudah merata di daerah Yogyakarta sehingga bisa terlaksana kuliah luring. Karena menurut saya, kuliah luring masih tidak bisa digantikan 100% oleh daring," ucap Mahasiswa Prodi Manajemen tersebut.
Harapan civitas akademika UPN "Veteran" Yogyakarta di semester genap. (Sumber: suarasikap/Ghalda Nauli) |
“Kebanyakan dari kami (mahasiswa) terkadang hanya masuk Zoom lalu input daftar hadir tapi tidak memperhatikan kelas dengan seksama. Mungkin hal ini juga dikarenakan penyampaian materi oleh dosen yang hanya berdasarkan textbook atau hanya terpaku pada slide Powerpoint. Kinerja tendik mungkin dapat ditingkatkan untuk membangun kelas virtual yang fun dan menarik minat mahasiswa,” ujar Mahasiswa Ilmu Komunikasi terebut
Mahasiswa yang akrab disapa Aqib tersebut juga berharap agar kuliah luring dapat terlaksana secepatnya. “Harapan saya untuk perkuliahan daring semester depan semoga lebih baik lagi, lah. Dan kalau bisa sih offline saja kuliahnya,” sambung Aqib ketika dihubungi via WhatsApp.
Kevin Arviansa N S, Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa UPNYK, berharap agar platform Spada dapat segera diperbaiki agar tidak kembali terjadi error saat jalannya perkuliahan. Dirinya juga berharap dosen dapat menyampaikan kriteria penilaian agar kegiatan perkuliahan berjalan dengan maksimal.
Harapan civitas akademika UPN "Veteran" Yogyakarta di semester genap. (Sumber: suarasikap/Ghalda Nauli) |
Hal senada juga disampaikan oleh Dimas Ramadhan. Mahasiswa Teknik Industri tersebut berharap agar kampus mengoptimalkan sarana serta prasarana seperti Spada Wimaya. Mahasiswa asal Yogyakarta tersebut juga berharap agar dosen meningkatkan kuantitas sesi kelas virtual.
"Jika semester depan masih online, pihak kampus sebaiknya meningkatkan sarana dan prasana. Hal ini berkaitan dengan Spada dan bigbluebutton (bbb), mengingat kualitas video di BBB yang masih kurang mumpuni dan sering mengalami lag. Untuk pihak dosen, saya harapkan lebih banyak adanya sesi kelas virtual sehingga pemberian materi tidak monoton hanya tugas dan ppt saja,” imbuhnya.
Tidak hanya mahasiswa yang menyampaikan harapannya di perkuliahan daring jilid 3 ini. Rosalia Dwi Fadma TJ, Dosen Administrasi Bisnis juga berharap agar perkuliahan daring dapat berjalan lebih baik. Dirinya juga berharap agar mahasiswa dapat diberikan bantuan kuota seperti semester kemarin.
“Harapan saya, pihak kampus lebih menyiapkan proses perkuliahan daring seperti memperbanyak bantuan kuota untuk mahasiswa. Selain itu, kampus juga dapat membuat kebijakan yang tidak memberatkan mahasiswa seperti pelaksanaan kuliah dibatasi maksimal 1 jam atau 45 menit per mata kuliah, selebihnya penugasan untuk mahasiswa,” ungkap Rosmala
Terakhir, ia menghimbau kepada dosen dan mahasiswa untuk bersinergi membuat kuliah daring lebih interaktif dan disiplin. “Untuk
mahasiswa, diharapkan lebih disiplin dalam melaksanakan perkuliahan, meskipun
tidak bisa bertatap muka secara langsung. Untuk dosen, diusahakan dapat
melaksanakan perkuliahan semaksimal mungkin meskipun dengan penugasan atau
metode lain. Yang penting jangan merugikan mahasiswa,” ujar Rosmala ketika dihubungi
via WhatsApp. (Wafa’ Sholihatun Nisa’,
Delima Purnamasari, Mohamad Rizky Fabian)
Editor: Mohamad
Rizky Fabian
Tulis Komentarmu