Menilik Efektivitas BEM KM Sebagai Wadah Pengembangan Diri
Kegiatan Bina Desa BEM KM UPN "Veteran" Yogyakarta. (Sumber: Arsip Dokumentasi BEM KM UPNVYK) |
Organisasi kerap kita temui baik di lingkungan rumah maupun lingkungan pendidikan. Salah satu contohnya adalah organisasi kemahasiswaan. Organisasi kemahasiswaan merupakan suatu wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan bakat dan potensinya dalam bidang akademik dan non akademik. Meski demikian, banyak yang mempertanyakan keefektifan organisasi kemahasiswaan untuk mengembangkan diri .
Organisasi
kemahasiswaan sendiri dapat berupa intra kampus seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM),
dan juga organisasi ekstra
kampus seperti ikatan mahasiswa daerah. Organisasi kemahasiswaan
intra kampus sendiri terdiri dari tingkat jurusan, fakultas, dan universitas.
Badan
Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa UPN “Veteran” Yogyakarta (BEM KM)
merupakan organisasi kemahasiswaan tertinggi di tingkat universitas. BEM KM
hadir sebagai wadah untuk menampung aspirasi mahasiswa dalam bidang akademik
maupun non akademik. Adanya BEM KM diharapkan dapat menjadi alat bagi mahasiswa
anggota dan non
anggota untuk menyuarakan hak dan kewajibannya.
Sebagian
mahasiswa memilih bergabung menjadi anggota BEM KM untuk mengembangkan
keterampilannya baik soft skill maupun
hard skill. Sejak awal periode, BEM
KM melaksanakan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang tentunya mengasah
keterampilan kepemimpinan bagi seluruh anggotanya.
Di
dalam BEM KM sendiri terdapat sembilan kementerian dengan tugas yang berbeda-beda. Kementrian tersebut
antara lain Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Luar Negeri, Kementerian Sumber Daya Mahasiswa, Kementerian Pers dan
Propaganda, Kementerian Kajian dan Aksi Strategis, Kementerian Keuangan,
Kementerian Advokasi, Kementerian Sosial Lingkungan dan Masyarakat, serta
Kementerian Kesekretariatan.
Ardya
Rahma Laras Septi,
Staff
Kementerian Sosial Lingkungan dan Masyarakat periode 2020, termotivasi
bergabung dalam BEM KM karena tergerak untuk mengembangkan soft skill-nya. Selama dirinya menjabat Staff Kementerian Sosial
Lingkungan dan Masyarakat,
ia bersama anggota BEM yang lain telah melaksanakan
beberapa Program Kerja seperti Bina Desa, Kampus Hijau, Bakti Sosial, dan Kajian Lingkungan.
Program tersebut diklaim membawa dampak positif bagi para anggota dan lingkungan sekitarnya.
“Untuk hal yang aku dapat selama menjadi staff BEM KM secara umum adalah pengalaman, relasi, public speaking, negosiasi, kerja tim, dan sebagainya. Selain itu, berkat bergabung di BEM KM, kemampuan kepemimpinanku sangat terasah, pada saat itu aku pernah menjadi PJ (penanggung jawab) suatu program kerja,” tutur Ardya.
Hal
serupa juga diutarakan oleh Teksenia Saswati, Staff Kementerian
Kesekretariatan periode 2020/2021. Dirinya mengaku belum pernah aktif
dalam organisasi sebelum bergabung
dengan BEM KM. Setelah bergabung, dirinya
mengaku mendapatkan banyak pengalam yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya.
Ia memberanikan diri bergabung dengan BEM KM untuk meningkatkan pengetahuan
tentang organisasi, manajemen waktu, decision
making, serta mendapatkan relasi yang luas. Selama menjadi staff Kementerian Kesekretariatan, Teksenia telah
melaksanakan beberapa program kerja seperti administrasi, surat keluar,
mengkoordinir rapat bulanan, notulensi, dan pengarsipan berkas.
“Awalnya
aku tidak memiliki basic di organisasi seperti
OSIS.
Aku mulai memberanikan diri untuk
bergabung di BEM KM. Banyak banget keuntungan yang aku dapetin, sih. Mulai dari relasi, ilmu
keorganisasian, cara mengatur waktu, mengambil keputusan dengan baik, dan dapat menyalurkan
ide untuk pelaksanaan proker. Contohnya seperti program Bina Desa beberapa waktu lalu. Di BEM KM, aku
serasa me-charge pengalamanku sih,” Jelas Teksenia.
Namun, opini yang berbeda disampaikan oleh Thala Nugra Muharam, mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan UPN “Veteran” Yogyakarta 2018. Dirinya mengaku memiliki minat bergabung organisasi yang masih berhubungan dengan bidang studinya seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Kelompok Studi Mahasiswa (KSM). Dirinya juga mengatakan BEM KM merupakan organisasi yang di dalamnya adalah mahasiswa-mahasiswa yang berambisi untuk menjadi jembatan antara mahasiswa dengan birokrasi.
“Jadi aku lebih tertarik dan berambisi, sejak saat mahasiswa baru, untuk mengikuti kegiatan kemahasiswaan yang berbasis keilmuan atau pengetahuan. Terutama yang relate dengan studiku seperti UKM dan KSM. Menurutku, BEM KM itu memang anggotanya para mahasiswa yang memiliki kelebihan dan tekad untuk melayani kepentingan mahasiswa dengan civitas akademika lainnya (birokrasi),” ungkap Thala.
Berpartisipasi dalam sebuah organisasi tentu akan membawa dampak postif ataupun negatif. Hal tersebut tergantung dengan niat dan tujuan awal individu. Apabila berkontribusi secara aktif, keuntungan yang akan didapatkan akan lebih baik. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, bergabung dalam organisasi adalah sebuah kesempatan untuk mengembangakan potensi dan keterampilan. (Ayu Larasati)
Editor: Mohamad Rizky Fabian
Tulis Komentarmu