Membangun Jiwa Entrepreneurship: Kuliah Sambil Bisnis, Tidak Masalah
Ilustrasi mahasiswa yang juga berbisnis saat kuliah. (Sumber: koinworks.com) |
Pada
umumnya mahasiswa dituntut untuk memiliki nilai akademik yang tinggi sehingga
tak sedikit dari mereka yang akhirnya hanya menghabiskan masa kuliahnya berkutat
dengan buku dan tugas saja. Apalagi usia mahasiswa merupakan usia, dimana
hasrat untuk bersenang-senang dan bermain sangat tinggi sehingga sedikit
mahasiswa yang tertarik untuk melakukan hal di luar perkulihan, misalnya berbisnis.
Dari data yang disampaikan Ketua Umum Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Bahlil Lahadalia pada 2017, dari sekitar 5
juta mahasiswa Indonesia, 83% ingin menjadi karyawan. Hanya 4% yang ingin
menjadi pengusaha, dan sisanya ingin jadi politisi.
Meskipun
demikian, ternyata ada sejumlah mahasiswa yang bisa dikatakan justru meraih
sukses di usia muda mereka ketika mengembangkan usaha. Mengingat bahwa menekuni
bisnis juga bisa dikatakan tidak mudah dilalui dan banyak godaannya. Banyak
pengusaha harus melalui beragam pengorbanan, hambatan dan waktu yang cukup lama
untuk mencapai kesuksesan. Oleh karena itu, menjadi pengusaha di usia muda
merupakan hal yang patut dibanggakan.
Kenapa merintis usaha sejak mahasiswa itu penting?
Merintis usaha sejak mahasiswa, mengajarkan kita untuk lebih disiplin memenuhi keuangan secara mandiri. Oleh karena itu, merintis usaha sejak mahasiswa sangat penting untuk mereka yang tertarik di bidang bisnis dan sebenarnya tidak hanya sejak menjadi mahasiswa, tapi sedini mungkin akan lebih baik.
“Menurutku,
merintis usaha sejak mahasiswa sangat penting. Di zaman sekarang, masyarakat
Indonesia sebisa mungkin punya jiwa entrepreneur.
Di saat masyarakat tidak memiliki peluang besar bekerja di suatu perusahaan
atau instansi, setidaknya sudah punya pegangan untuk bisa menghasilkan uang. Sebenarnya bukan harus saat masih menjadi mahasiswa,
justru kalau bisa dari sejak sekolah kita sudah melatih jiwa entrepreneur kita sehingga di saat sudah
punya modal sendiri, kita bisa membuka usaha yang besar dan mengembangkannya lebih
luas,” ungkap Nawra Zhafirah mahasiswi prodi Akuntansi angkatan 2019 yang
sekarang menjabat sebagai Kabid Usaha KOPMA UPNVY periode 2021 saat dihubungi via
daring.
Bagaimana cara memulai
dan apa yang harus disiapkan dalam merintis usaha bagi mahasiswa?
Sebenarnya
untuk pemula yang ingin merintis usaha terlebih bagi seorang mahasiswa yang
umumnya memiliki modal yang sedikit, tak perlu banyak detail yang harus
disiapkan. Bisa dimulai dengan bisnis kecil-kecilan seperti online shop dan lainnya.
“Untuk
memulai suatu usaha, yang pasti kita harus memiliki tekad yang besar. Pasti
saat merintis usaha ada fase jatuh bangun, kita harus siap dengan segala risikonya.
Lalu kita bisa belajar dari para pengusaha muda di Indonesia, bisa dari
seminar, workshop, dan sebagainya. Selanjutnya
kita aplikasikan di bisnis kita. Untuk modal, kita bisa memulainya dari modal
kecil dahulu atau bahkan tidak ada modal dengan sistem dropship. Ini tergantung dari tiap mahasiswa dan jangan lupa untuk
bisa membagi waktu antara berbisnis dan perkuliahan,” imbuh Nawra.
Berbisnis sejak mahasiswa
rawan gagal?
Ini yang menjadi salah satu faktor yang membuat mahasiswa takut untuk memulai bisnis. Namun, sebenarnya kegagalan dalam berbisnis adalah hal yang biasa. Justru dari kegagalan ini yang akan membuat kita lebih memahami kondisi. Seperti saat pandemi Covid-19 saat ini banyak bisnis yang mengalami kerugian, tapi banyak juga yang bisa melewati krisis ini dan bangkit lagi membangun bisnisnya. Penting untuk seorang pebisnis selalu berinovasi dan membuat strategi bisnisnya sendiri.
“Caranya dengan berinovasi dalam produk yang dijual dan melihat peluang yang ada. Misal saat ini orang banyak memakai masker, nah KOPMA jual masker dan strapmask yang diperlukan mahasiswa dan masyarakat. Kita juga melihat supplier dengan harga murah, jadi kita bisa jual dengan harga murah juga. Kita juga berusaha untuk menjual kebutuhan umum, seperti sembako dan lainnya. Jadi kita tetap mengusahakan produk yang kita jual tetap dibeli,” pungkas Nawra.
Di sisi lain menurut Gabrelia Aureli mahasiswi Hubungan Masyarakat angkatan 2020 yang sekarang sibuk mengelola bisnis thrift shop di @ceceethrift, ketika terjadi krisis atau banyak barang belum laku bisa dilakukan dengan membuat sale agar orang lain tertarik membelinya.
“Biasanya
kalau kepentok ada barang yang gak laku, aku buat sale supaya orang tertarik, dan barang
aku terjual, karena online shop-ku
ini masih kecil. Pokoknya aku atur strategi bagaimana caranya modal bisa balik
dulu, rugi atau tidak nanti urusan belakang,” ungkap Aurel.
”Jangan takut untuk memulai, justru lebih baik mencoba dan berusaha daripada engga sama sekali. Semisal hasilnya kurang baik, itu bisa dijadikan pelajaran untuk ke depannya jadi lebih baik. Tetap semangat, coba terus, dan jangan menyerah,” pesan Aurel untuk memotivasi mahasiswa lainnya.
Merintis
usaha sejak mahasiswa bukanlah hal yang harus ditakuti. Seharusnya hal tersebut
bisa menjadi ladang untuk mahasiswa belajar sekaligus saat lulus nanti sudah
memiliki bekal untuk mengembangkan usaha menjadi lebih besar lagi. Selain itu, bisa untuk mengembangkan keterampilan dalam
berbisnis juga meringankan sisi finansial secara pribadi. Jadi ingin merintis
usaha sekarang, tapi masih jadi mahaiswa, kenapa tidak? Kembangkan minatmu tanpa
mengenal waktu. Kalau bisa dimulai sekarang, kenapa harus menunggu lulus kuliah?
(Yahya Wijaya Pane)
Editor: Shinta Tri Pangestu
Tulis Komentarmu