Review Film Sobat Ambyar: Ambyar Tak Jogeti
Poster film Sobat Ambyar (Sumber: imdb.com) |
Sutradara: Charles
Gozali, Bagus Bramanti
Produser: Linda
Gozali
Skenario: Bagus
Bramanti, Gea Rexy
Pemeran: Bhisma
Mulia, Denira Wiraguna, Sisca JKT 48, Asri Welas, Erick Estrada, Mo Sidik, Didi
Kempot
Genre:
Drama
Komedi
Produksi: Magma Entertainment, Deosource Entertainment, Paragon Pictures, Rapi Films
Didi
Kempot atau yang biasa dijuluki sebagai “The Godfather of Broken Heart”
merupakan inspirator dari film Sobat Ambyar ini. Film ini menjadi
persembahan pertama sekaligus terakhir dari musisi kelahiran Surakarta tersebut
di dunia perfilman Indonesia. Mengingat bahwa sebelum film Sobat Ambyar
diluncurkan, sang Maestro sudah berpulang terlebih dahulu untuk menghadap Sang Khalik.
Oleh karena itu, tayangnya film ini paling tidak dapat menjadi pelipur lara
bagi para Kempoters dan Sobat Ambyar (julukan bagi penggemar mendiang Didi
Kempot) di seluruh Indonesia.
Film
Sobat Ambyar sendiri menceritakan kisah cinta yang dialami seorang
pemuda bernama Jatmiko dengan Saras. Jatmiko yang diperankan oleh aktor tampan Bhisma,
mengalami cinta pada pandangan pertama terhadap Saras, seorang mahasiswi tingkat
akhir yang disibukkan dengan masalah skripsi. Pertemuan mereka berawal ketika
kedai kopi milik Jatmiko dirundung kebangkrutan. Saat itu, Saras yang
diperankan oleh Denira Wiraguna menjadi pelanggan terakhir Jatmiko di kedai
kopinya. Dengan kehadiran Saras, semangat Jatmiko kembali membara untuk
melanjutkan bisnis di bidang perkopian tersebut.
Setelah
menjalani proses pendekatan yang cukup lama, Jatmiko dan Saras akhirnya berhasil
memadu kasih dan menjalin kisah asmara. Hari-hari mereka berdua lalui dengan
penuh kebahagiaan serta keromantisan. Meski demikian, hal tersebut justru
membuat Jatmiko sering lalai terhadap bisnis kopinya. Alhasil, cekcok sering
terjadi antara ia dengan partner kerja dan adik perempuannya. Parahnya lagi, tak
jarang Jatmiko meminjam uang kepada rentenir untuk menyenangkan hati Saras
dengan membelikan barang-barang berharga. Hal tersebutlah yang membuat orang terdekat
Jatmiko semakin marah dan geram kepadanya.
Ketika
waktu libur tiba, Saras memutuskan untuk mudik ke Surabaya. Mudiknya Saras
membuat hubungan mereka berdua dipertanyakan karena jarang berkomunikasi.
Jatmiko beberapa kali menghubungi Saras, tetapi hasilnya tetap nihil. Oleh
karena itu, Jatmiko memutuskan untuk menyusul Saras ke Surabaya demi melepas
kerinduannya yang begitu dalam. Akan tetapi, betapa sakit hati Jatmiko ketika
melihat Saras bersama pria lain yang tenyata adalah tunangannya. Kejadian
tersebut mengubah Jatmiko menjadi pemuda yang lesu dan sering menghabiskan
waktunya di kamar. “Sudah jatuh ketiban tangga pula”, begitulah yang dialami
Jatmiko saat itu. Belum lagi uang sekolah adiknya yang sudah menunggak dan
tagihan rentenir terkait utang-utangnya yang sudah jatuh tempo. Akhirnya, dia
memutuskan untuk menjual mobilnya.
Tak
disangka dan tak diduga, Saras kembali hadir di kehidupan Jatmiko. Awalnya Jatmiko
berusaha untuk tidak menghiraukannya lagi. Namun, dengan kelembutan dari
seorang Saras akhirnya Jatmiko luluh kembali. Saat itulah Jatmiko mulai menaruh
harapan lagi untuk bisa mengulang kisah asmara yang dulu pernah ada di antara
mereka. Jatmiko tidak memikirkan apa yang sudah dilakukan Saras sebelumnya. Hingga
akhirnya, hal yang ditakutkan oleh orang terdekat Jatmiko terjadi. Jatmiko
“cidro” untuk yang kedua kalinya. Ternyata selama ini Saras hanya memanfaatkan
Jatmiko untuk membantunya dalam menyelesaikan studi.
Melihat
kondisi perekonomiannya yang semakin buruk, Jatmiko secara perlahan mulai
bangkit dan mencoba melupakan Saras untuk kali kedua. Dukungan dari orang-orang
terdekat dan para Sobat Ambyar mampu membakar semangat Jatmiko dalam memulai
kembali bisnis perkopiannya. Terobosan baru yang dia lakukan dengan menu kopi
turun-temurun dari orang tuanya mampu menyakinkan investor untuk memodalinya
kembali. Dengan menu baru yang ditujukan untuk para Sobat Ambyar tersebut, membuat
kedai kopi Jatmiko ramai pelanggan dan semakin berkembang. Di akhir cerita,
Charles Ghazali sebagai sutradara mengisahkan bagaimana magisnya seorang Didi
Kempot dalam menyembuhkan hati para Sobat Ambyar termasuk Jatmiko, melalui
lagu-lagu yang dinyanyikan dengan penuh kegembiraan meski dalam keadaan sedang
tersakiti.
Film
Sobat Ambyar yang tayang perdana di Netflix pada (14/1) lalu ini sangat cocok
untuk kalian yang sedang dicampakkan atas nama cinta. Selain itu, sentuhan
komedi di dalamnya membuat film ini semakin menghibur. Dengan demikian,
pastinya film ini akan dicintai oleh penikmat film terkhusus oleh para pengagum
karya-karya Didi Kempot. Jangan jatuh cinta, akan tetapi berdirilah di atas
cinta. Jadi, apabila kita tersakiti, luka tersebut tidak akan membekas terlalu
dalam. Begitulah pesan tersirat yang tersampaikan dalam film Sobat Ambyar ini.
Yaitu untuk mengajarkan kita bahwa dalam mencintai seseorang cukup sewajarnya
saja. (Anton Rumandi)
Editor:
Delima Purnamasari
Tulis Komentarmu