Upaya Produktif Seniman Barongan Kunduran Blora di Era Normal Baru
Beberapa koleksi barongan Krido Mustiko (Sumber: Dzika Fajar) |
Pada era normal baru ini, pemerintah tidak mengizinkan adanya kegiatan yang berkerumun. Dengan demikian, seniman barongan di Kunduran Kabupaten Blora, masih belum bisa melakukan kegiatan seperti sedia kala. Meski begitu, sanggar paguyuban seni barongan Krido Mustiko berusaha tetap produktif demi melestarikan kesenian barongan.
Para
anggota paguyuban yang terdiri dari berbagai profesi berbeda, serta didominasi
pelajar ini, menyikapi tantangan pandemi dengan bijak. Hal tersebut dibuktikan
dari kegiatan pentas yang dibatasi hanya tiga kali dalam sebulan, sedangkan
waktu selebihnya mereka gunakan untuk rajin berlatih.
Tantangan
pandemi itulah yang diungkapkan oleh Dimas, salah satu pegiat kesenian barongan
di Kunduran. “Di masa pandemi, seni barong hanya diperbolehkan pentas untuk
acara hajatan. Untuk kegiatan besar, seperti karnaval dan acara lainnya yang
mengundang banyak masyarakat tidak diizinkan. Pentas juga hanya diperbolehkan
pada siang hari dan harus mematuhi protokol kesehatan,” jelasnya.
Barongan
Blora termasuk dalam kesenian daerah yang terus ada hingga sekarang. Kesenian
ini biasanya dipentaskan dalam berbagai acara daerah. Misalnya, di Jawa Tengah
saat sedekah bumi, iring-iringan pernikahan, hingga iring-iringan khitanan.
Bisa dikatakan bahwa kesenian ini digandrungi oleh berbagai kalangan di Blora,
mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Sebagai
salah satu paguyuban yang eksis melestarikan barongan Blora, paguyuban Krido Mustiko
berusaha konsisten mementaskan kegiatannya di tengah pandemi. Mereka berupaya
melakukan kegiatan pentas pada acara-acara tertentu, meski harus beradaptasi dengan
protokol kesehatan. Mereka juga tetap melakukan latihan secara rutin sebagai
upaya melestarikan kesenian yang ada di Kabupaten Blora.
Para anggota Krido Mustiko yang melakukan kegiatan pementasan sekaligus Latihan pada (8/5) (Sumber: Instagram @kridomustiko) |
Antok,
salah seorang pegiat seni budaya barong di Kecamatan Kunduran memberikan
komentarnya mengenai upaya ini. “Dalam keadaan dilarang melakukan kegiatan yang
menimbulkan kerumunan, paguyuban tetap produktif melakukan kegiatan meski tidak
semua anggota ikut serta. Setidaknya, kami tetap nguri-uri kesenian yang
menjadi ikon Kabupaten Blora,” ungkapnya.
Ia
juga memberikan harapannya kepada anak muda selaku generasi penerus nantinya. “Harapannya
sih untuk anak muda agar jangan malu dengan budaya. Jika bukan kita yang
melestarikan, siapa lagi kan?”
Produktivitas
seni barong oleh paguyuban Krido Mustiko di tengah pandemi Covid-19 memang
patut diacungi jempol. Produktivitas ini seakan menunjukkan bahwa pemuda di Kunduran
ingin mengenalkan kesenian asli Blora ke masyarakat luas. Mereka tidak mau seni
asli Blora dilupakan begitu saja. (Dzika Fajar Alfian)
Editor: Delima Purnamasari
Tulis Komentarmu