Interaksi antara Ibu dan Anak di Masa Pandemi
Ilustrasi hubungan antara ibu dengan anak di masa pandemi. (Sumber: freepik.com) |
Dunia pendidikan di Indonesia pun harus mengalami perubahan akibat Covid-19 ini. Sekolah dan universitas harus mengikuti imbauan dari pemerintah untuk dilaksanakan secara dalam jaringan atau melalukan pembelajaran jarak jauh. Hal ini mengakibatkan siswa dan mahasiswa melakukan kegiatan belajar dari rumah.
Kegiatan
belajar dari rumah untuk siswa tentunya membutuhkan bimbingan dan bantuan dari
orang tua, khususnya sang ibu. Hal ini mengakibatkan interaksi antara ibu dan anak yang lebih intens dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Pada saat pandemi, anak akan belajar dengan guru dan dibantu dengan ibu. Tetap
untuk saat ini, anak akan lebih banyak berinteraksi dengan ibu.
Membimbing anak sekolah secara daring kini menjadi kebiasaan baru yang harus dilakukan oleh para orang tua. Interaksi antara orang tua dan anak pun semakin intens. Karena selama belajar di rumah, anak akan ditemani doleh sang ibu. Para ibu rumah tangga pun juga merasakan hal yang sama walaupun cukup membuat stres untuk melakukannya pada awal pandemi berlangsung.
Dilansir dari kompas.com, Ketua Penggerak PKK Jawa Barat, Atalia Ridwan Kamil, mengatakan banyak juga perempuan yang bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Hal ini membuat beban ibu bertambah selama pandemic berlangsung.
Hal
tersebut nyatanya juga dirasakan oleh Siti Nur Khasanah, seorang ibu yang
memiliki anak yang duduk di bangku
kelas 6 Sekolah
Dasar. Ia
mengaku sempat mengalami stres pada awal masa pandemi.
“Pada awalnya stres banget. Karena selain mengajari anak, saya juga harus mengerjakan pekerjaan yang lain,” tuturnya.
Meski demikian, pembelajaran jarak jauh juga membuat kedekatan emosional anak dan ibu menjadi lebih dekat. Sang ibu akan selalu mendampingi anak saat belajar yang menyebabkan interaksi dengan anak menjadi lebih sering dibandingkan saat sebelum pandemi.
Namun, kekurangan dari pembelajaran jarak jauh ini salah satunya adalah menyebabkan interaksi dengan teman-teman menjadi berkurang. Hal ini disampaikan oleh Raif Dhliya Ulhaq, “Sedih karena tidak bisa bertemu dengan teman-teman. Kalau dulu kan istirahat bisa main dengan teman-teman sementara sekarang tidak bisa,” tutur Raif yang merupakan siswa kelas 6 SD.
Hal yang patut disyukuri akibat
adanya pandemi adalah kedekatan orang
tua dan anak menjadi semakin dekat. Anak dan orang tua yang dulu mungkin kurang
berinteraksi dan berkomunikasi, pada saat pandemi menjadi
semakin intens dan erat. Selain itu, ibu dan anak juga mempunyai waktu yang
lebih banyak untuk bersama dibandingkan saat sebelum pandemi. (Mailinda)
Editor: Mohamad Rizky Fabian
Tulis Komentarmu