Pentingnya Literasi Digital di Masa Pandemi
Anak anak Dusun Mendang. (Sumber: Audrey Shafia) |
Teknologi menawarkan banyak kemudahan dan kepraktisan kepada para penggunanya. Namun, fasilitas ini seringkali hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hiburan semata. Karena itu, literasi digital menjadi hal yang penting agar pemanfaatan teknologi dapat lebih optimal.
Literasi digital adalah upaya meningkatkan kecakapan dalam
menggunakan media digital, seperti alat komunikasi dan internet. Dengan begitu,
pengguna dapat lebih mudah untuk menemukan, mengevaluasi, dan menyusun informasi
di berbagai platform digital yang ada. Terlebih, dalam kondisi pandemi saat ini
yang mengharuskan masyarakat untuk beradaptasi menggunakan teknologi. Hal ini
mungkin tidak menjadi masalah besar bagi mereka yang tinggal di kota dan telah
terbiasa menggunakan teknologi. Namun, lain cerita bagi mereka yang berada di
daerah terpencil.
Audrey Shafia Dwinandita, salah satu relawan dalam
program Tarbiyah Suka Mengajar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, mengatakan bahwa
literasi digital di tempat ia mengikuti pengabdian masyarakat masih tergolong
rendah. Oleh sebab itu, para pelajar di Dusun Mendang, Gunungkidul merasa
begitu kesulitan ketika harus menjalani sekolah secara daring.
“Literasi digital itu setahuku ada tiga level. Level
pertama itu akses fisik, seperti handphone, internet, dan sinyal. Level
dua itu adalah kemampuan atau skill kita untuk menggunakan teknologi.
Level tiga adalah literasi digital tadi, yakni bagaimana kita mengedukasi diri dalam
memanfaatkan teknologi. Nah, untuk level satu menurutku anak-anak di sana
(Dusun Mendang) sudah cukup terpenuhi. Yang masih kurang itu untuk dua level
lainnya karena mereka masih memakai ponsel untuk hiburan semata,” ujar Mahasiswi
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ini.
Pengenalan literasi digital sebaiknya diberikan sedini
mungkin saat anak-anak mulai berkontak dengan teknologi. Hal ini perlu
dilakukan dengan pengawasan orang tua secara ketat mengingat banyaknya dampak negatif
yang mengancam.
“Kemudahan akses teknologi melemahkan kontrol seseorang. Hal ini mengakibatkan individu mudah bertindak impulsif, marah, dan konsumtif,” ungkap
Iqbal Aji Daryono, Kolumnis Media Sosial, dilansir dari mediacenter.sleman.
Menurut Audrey, pemerintah terkait harus segera mengambil
andil untuk mengatasi permasalahan ini. Ia mengatakan bahwa pemerintah bisa
mempercepat pembangunan infrastruktur dan memberikan kurikulum khusus untuk
anak-anak di daerah terpencil agar mereka bisa mendapatkan pembelajaran terkait
literasi digital. |
Suasana pelatihan Microsoft Word pada anak SD. (Sumber: Audrey Shafia) |
Selain pemerintah, para relawan bidang sosial dan
pengabdian masyarakat juga bisa ikut berperan. “Mereka bisa membantu menyosialisasikan
tentang teknologi, seperti kelompok aku kemarin yang memberi kelas pengenalan
Microsoft Word ke anak-anak SD. Dengan begitu, mereka lebih paham bahwa laptop
bukan cuma untuk main gim saja. Sedangkan di kelompok lain, sempat memberikan pelatihan
terkait pemanfaatan YouTube untuk mencari tutorial yang menunjang kehidupan sehari-sehari,”
jelas Mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah ini.
Audrey juga membagikan beberapa caranya dalam menggunakan
media digital untuk pengembangan diri. Contohnya, media sosial Instagram untuk mencari
inspirasi, seperti Jerome Polin atau akun-akun relawan. Selain itu, terdapat hanyak
aplikasi, seperti Ipusnas dan Duolingo yang bisa menunjang kegiatan belajar daring.
Dengan demikian, lebih banyak manfaat yang didapatkan dari teknologi yang ada. (Fayyaqun
Nur Amanah)
Editor: Delima Purnamasari
Tulis Komentarmu