Tim Gloudeaf UPN “Veteran” Yogyakarta: Kembangkan Alat Penerjemah Bahasa Isyarat
Tim Glodeaf dari Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta yang beranggotakan Sandy, Lisa, Zain, Astri dan Rifqy. (Sumber: Dokumen pribadi penulis) |
Pendanaan proposal PKM-KC UPN “Veteran” Yogyakarta telah
diterima oleh Tim Gloudeaf. Saat ini mereka berada dalam proses pengembangan
alat bantu bagi penyandang tunarungu, yaitu Integrated
Glasses with Smart Voice Recognition and Gestures Translation to Communicate
with Deaf People. Alat ini bertujuan untuk membantu penandang tunarungu dan
orang-orang disekitarnya menjalin komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami mengembangkan dua buah perangkat dalam bentuk
kacamata, perangkat pertama digunakan untuk tunarungu dan perangkat kedua untuk
teman dengar,” ujar Ketua Tim Gloudeaf, Sandy Wahyu Agusta, Sabtu (21/8/2021).
Alat ini memiliki dua fungsi utama. Fungsi pertama untuk
menerjemahkan bahasa komunikasi bagi
penandang tunarugu, sedangkan fungsi lainnya adalah menerjemahkan bahasa isyarat
bagi orang biasa.
Muhammad Rifqy, anggota Tim Gloudeaf menjelaskan “Perangkat
ini berupa sebuah kacamata yang mampu mengubah bahasa isyarat menjadi sebuah
teks agar dapat dipahami oleh lawan bicara penyandang tunarungu, sedangkan
perangkat yang lain berupa sebuah kacamata yang mampu mengubah suara menjadi
sebuah teks agar dapat dibaca dan dipahami oleh penyandang tunarungu,” tuturnya.
Tim Gloudeaf sedang melakukan perancangan perangkat Gloudeaf di Laboraturium Robotika Fakultal Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta. (Sumber: Dokumen pribadi penulis) |
Salah satu anggota Tim Gloudeaf, Lisa Firdaus memaparkan
bahwa pengembangan tekhnologi ini perlu untuk diakukan mengingat tingginya
jumlah penyadang tunarungu yang ada. Berdasarkan data yang tercatat pada Sistem Informasi
Manajemen Penyandang Disabilitas (SIMPD) dari Kementerian Sosial
(SIMPD , 2020) terdapat sebanyak 7,03%
dari seluruh penduduk atau mencapai 13.648 penyandang tuna rungu di Indonesia.
Kedepan pengembangan prototipe ini masih akan terus
dilakukan sebagai bentuk inovasi dan pengembangan teknologi terbarukan,
khususnya untuk mempermudah para disabilitas tunarungu berkomunikasi dengan
lingkungan.
“Besar harapan kami, Gloudeaf, dapat
menjadi Cahaya (titik terang) untuk teman-teman difabel tunarungu yang memiliki
keterbatasan komunikasi. Cahaya yang kami maksudkan merupakan bentuk
pemetaforaan harapan untuk teman-teman difabel, semoga adanya alat ini nantinya
dapat mempermudah komunikasi sesuai dengan filosofi dari Gloudeaf” terang Astri
Hastiningrum salah satu Tim Gloudeaf.
Penulis: Lisa Firdaus
Editor: Syiva PBA
Tulis Komentarmu