Menyelisik Program Gerakan 1000 Proposal PKM
Ilustrasi mahasiswa mengerjakan tugas. (Sumber: freepik.com) |
Pagelaran Pengenalan Kehidupan Kampus Bela Negara (PKKBN) memang sudah selesai. Namun, masih ada tugas yang harus diselesaikan oleh para mahasiswa baru (maba), yaitu membuat proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
PKM sendiri ialah wadah yang dibentuk oleh
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Wadah ini memfasilitasi
potensi mahasiswa untuk mengkaji, mengembangkan, serta menerapkan ilmu dan
teknologi yang telah dipelajari selama perkuliahan kepada masyarakat.
Lini masa PKM 2022. (Sumber: Suarasikap) |
Menteri Pengembangan Potensi dan Karya
Mahasiswa (PPKM) BEM KM 2021, Fardhan Nauval Akbar mengatakan bahwa agenda ini dibuat
dalam rangka mendukung program studi dan kampus untuk memiliki akreditasi yang
lebih baik. “Ada salah satu program studi baru yang hampir mendapatkan
akreditasi B, tetapi gagal karena poin penelitian dan jurnal tidak ada,” tutur Fardhan
ketika dihubungi pada Sabtu (11/9/2021).
Fardhan juga memberikan contoh universitas
yang telah berhasil melaksanakan program PKM. “Contoh UMM tahun ini mengirimkan
102 tim yang lolos pendanaan, UB 236, UGM 348, UMS 52, dan UII 86 tim. Sementara
itu, UPN 19 tim. Dengan mewajibkan maba mengikuti PKM, potensi untuk menang
terbuka lebar,” imbuhnya.
Ia menjelaskan bahwa program gerakan 1000 proposal
ini sudah dikonsultasikan kepada pihak PKM Center dan dosen yang menaungi PKM. Agenda
ini juga sudah dirapatkan dengan lima wakil dekan, wakil rektor 3, serta sudah
diteruskan hingga ke Irhas Effendi selaku rektor. Secara keseluruhan, program
ini mendapatkan sambutan yang baik.
Pada tahun akademik 2021/2022 ini, program
gerakan 1000 proposal PKM wajib diikuti oleh maba 2021 sebagai syarat untuk
mendapatkan sertifikat PKKBN. Fardhan menjelaskan bahwa sertifikat PKKBN
merupakan salah satu syarat untuk yudisium.
Untuk mendapatkan sertifikat, Kepala
Departemen PKM Center, Fitrah Japunk Lucky Anto mengatakan bahwa para maba harus
lolos peninjauan tahap satu. Dengan kata lain, lulus peninjauan format proposal
dari himpunan masing-masing.
Setelah informasinya diunggah pada Instagram
@pkkbn_upnvyk, progam ini banyak mendapatkan perhatian dari para maba. Salah satunya
Rofi Nuranwar Napasa, Mahasiswa Hubungan Internasional angkatan 2021. Ia mengaku
menerima progam ini meski sempat terkejut ketika pertama kali mendengar informasi.
“Pertama kali mendapat info agak terkejut,
tetapi dibawa santai aja. Kalau memang ketentuannya seperti itu ya mau gimana
lagi, memang tugas kita sebagai mahasiswa,” tutur Rofi ketika dihubungi pada
Kamis (9/9/2021).
Senada dengan Rofi, Yulianti Ratih Prasasti Mahasiswi
Hubungan Masyarakat 2021 juga setuju dengan program ini. Ia juga memberikan catatan
kepada pihak-pihak terkait agar memberikan informasi dengan lebih detail. “Setuju
dengan catatan ada sosialisasi tentang PKM, sistematisnya, dan ada
pengarahannya. Jadi, tidak ada kebingungan,” tutur Yuli ketika dihubungi pada Jumat
(10/9/2021).
Pada tanggal 11-13 september 2021, penulis membuat sebuah survei yang ditujukan kepada mahasiswa baru 2021 dan diisi oleh 213 responden. Berikut infografisnya:
Survei progam 1000 proposal PKM. (Sumber: Suarasikap) |
Survei progam 1000 proposal PKM. (Sumber: Suarasikap) |
Survei progam 1000 proposal PKM. (Sumber: Suarasikap) |
Terkait permasalahan maba yang kesulitan mencari kakak tingkat, pihak BEM KM menyarankan kepada himpunan untuk membuat Google formulir yang nantinya akan disebar ke angkatan 2019 dan 2020. Bagi angkatan 2019 dan 2020 yang masih mencari adik tingkat untuk PKM bisa mengisi formulir tersebut. Selanjutnya, pihak himpunan yang akan memberikan data tadi kepada maba yang memerlukan. (Lingga Prasetya)
Editor: Delima Purnamasari
Tulis Komentarmu