Menilik Tradisi Arak-Arakan Wisuda Ala Mahasiswa UPN "Veteran" Yogyakarta
Potret arak-arakan Teknik Perminyakan. (Sumber: Pandu Bagas Amartya) |
Wisuda merupakan
momen yang sangat dinantikan oleh setiap mahasiswa. Oleh sebab itu, tidak sedikit mahasiswa merayakannya dengan melakukan tradisi arak-arakan. Yuk,
intip keseruan arak-arakan wisuda ala mahasiswa setiap fakultas di UPN
“Veteran” Yogyakarta.
Fakultas
Pertanian
Tradisi
arak-arakan di Fakultas Pertanian merupakan agenda yang cukup rutin
dilaksanakan setiap periodenya. Bahkan, agenda ini dimasukkan dalam program
kerja Humas BEM FP. Adapun tujuan dari arakan-arakan ini memiliki filosofi
tersendiri bagi mahasiswa di fakultas Pertanian yakni upaya memotivasi
mahasiswa khususnya mahasiswa baru.
“Kegiatan ini
adalah untuk menunjukkan kekeluargaan seperti yang tersirat pada jargon yang
digunakan 'pertanian satu langkah, pertanian satu tekad, pertanian sampai mati, all for one, one for all'. Arak-arakan ini merupakan implementasi dari jargon
tersebut, melangkah untuk tujuan bersama dan bahagia serta sedih bersama,”
ujar Demisioner Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah, Muhammad Rizal Aditya.
Rangkaian
arak-arakan ini juga menampilkan nyanyian yel-yel wisuda, jargon fakultas,
sambutan perwakilan wisudawan hingga pemberian kenang-kenangan untuk para wisudawan.
Terkait pelaksanaannya pada saat pandemi, Icha Liara Gusti, Staf Divisi PSDM
HIMITA mengatakan masih tetap melaksanakannya, tetapi dikemas online melalui
Zoom.
“Ada, dilakukan
secara online melalui Zoom dengan mengundang wisudawan terbaik untuk
menjadi pembicara yang akan memberikan motivasi kepada mahasiswa, terutama
mahasiswa baru.” ujarnya.
Fakultas
Teknik Industri
Hampir sama dengan Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik Industri juga memiliki tradisi arak-arakan rutin yang dilakukan setiap periodenya. “Kegiatan arak-arakan ini dilaksanakan hanya untuk menyambut dan merayakan kelulusan para wisudawan. Tidak ada tujuan khusus di dalam arak-arakan dan terlaksana karena sudah turun temurun atau sudah menjadi agenda rutin dalam setiap wisuda,” ujar Rangga Hidayatulloh, mahasiswa Teknik Kimia 2016.
Senada dengan
pernyataan Rangga, Aina Suci Nurrahmat, mahasiswa Tehnik Kimia 2018 mengatakan
bahwa arak-arakan ini hanya ajang euforia saja merayakan kelulusan dan ajang
silaturahmi untuk mempersolid angkatan.
Untuk teknis
pelaksanaannya, Rangga menjelaskan bahwa mereka biasanya membentuk kepanitian
untuk menjadi penanggung jawabnya. Biasanya penanggung jawab arak-arakan ini
adalah pengurus himpunan mahasiswa periode saat itu. Selain itu, mereka juga
melibatkan mahasiswa baru sebagai pemandu sorak atau “tim hore” untuk
memeriahkan acara. Agar acara berjalan lancar, mereka biasanya melakukan
latihan dari 3-5 hari sebelum hari H arak-arakan hingga mendekorasi gedung
jurusan dengan bendera, topi hiasan, balon, dan lainnya.
Terkait
pelaksanaan di masa pandemi, Rangga mengatakan tidak mengadakan acara sama sekali.
Meski tidak melaksanakan arak-arakan, ia mengaku tetap memberi selamat kepada
rekannya yang wisuda.
“Namun, tetap
saja terdapat kultur yang terbentuk bahwasannya jika ada yang wisuda maka para
rekan dan kawan-kawannya memberikan ucapan selamat, memberi kado, membuat poster,
memberi hadiah, memberi buket bunga dan sebagainya,”tambahnya.
Fakultas
Ekonomi Bisnis
Potret mahasiswa menyanyikan yel-yel. (Sumber: Aulia Taqiyya) |
Budaya arak-arakan juga dilakukan mahasasiswa di Fakultas Ekonomi Bisnis. Namun, di FEB arakan-arakan ini bersifat berbeda di setiap jurusannya. Misalnya, Jurusan Ekonomi Pembangunan. Wakhid Zulkifli, Mahasiswa Ekonomi Pembangunan 2018 berpendapat acara ini dapat menunjukkan eksistensi jurusan dalam hal kekompakan dan kreativitas. Ia juga menambahkan jika ajang ini dapat dijadikan sebagai ajang silaturahmi bagi sesama angkatan maupun alumni.
“Entah
apa makna filosofi yang lebih mendalam, akan tetapi hal seperti ini menurut
saya sangat perlu dilakukan karena dalam agenda tersebut kita bisa
bertemu dengan teman-teman lintas angkatan, para wisudawan, bahkan
kakak-kakak kita yang telah lulus, sehingga dapat sharing-sharing dengan mereka,” pungkasnya.
Terkait teknis pelaksanaannya, Kahim Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (HIMASEPA) periode 2022, Aulia Taqiyya, menjelaskan bahwa kegiatan ini hanya sebatas mengarak wisudawan dari auditorium sampai ke depan gedung jurusan. Biasanya kegiatan ini diiringi dengan yel-yel penyemangat dan tabuhan alat musik. Selain itu, selama arak-arakan mereka juga akan mengibarkan bendera jurusan dengan sedikit dekorasi serta nama-nama mahasiswa yang diwisuda saat itu. Untuk pelaksanaannya saat pandemi ini, Aulia mengatakan meniadakan arak-arakan dan mengalihkannya ke unggahan Instagram akun himpunan jurusan.
Di fakultas yang sama, Jurusan Manajemen melakukan kegiatan
arak-arakan ini di taman fakultas ataupun lapangan. Wisudawan diarak ke
auditorium dengan dimeriahkan sorak jargon dan anthem jurusan. Yasindra Adnan Jibali, mahasiswa Manajemen 2017 menjelaskan bahwa pada dasarnya arak-arakan ini adalah bentuk apresiasi terhadap wisudawan yang telah berjuang menyelesaikan studi di kampus. Ia beranggapan bahwa arak-arakan ini adalah kegiatan yang unik. Untuk teknis pelaksanaan ini dikoordinir oleh himpunan dan juga komting dari masing-masing angkatan.
Fakultas
Teknologi Mineral
Sama dengan
Fakultas Ekomomi Bisnis, Fakultas Teknologi Mineral juga melakukan arak-arakan
wisuda, di mana setiap jurusan di fakultas tersebut memiliki cara yang berbeda.
Misalnya, di jurusan Teknik Perminyakan. Pandu Bagas Amartya mengatakan
di jurusannya masih mempertahankan tradisi ini sebagai bentuk rasa apresiasi dan ajang untuk mempererat kekeluargaan, penyaluran kreativitas, dan
menciptakan semangat mahasiswa untuk menyelesaikan studinya.
Masih dalam
lingkup Fakultas Teknik Mineral, Jurusan Teknik Geologi juga menyelenggarakan
tradisi arak-arakan wisuda. Walaupun dalam kondisi yang berbeda akibat pandemi, mereka masih tetap menyelenggarakan tradisi ini.
“Selama pandemi
kegiatan digantikan dengan apresiasi wisuda yang dilaksanakan secara
online melalui platform Zoom dan dihadiri oleh para Ketua Jurusan Teknik
Geologi, Ketua Ikatan Alumni Teknik Geologi, dosen, adik-adik tingkat, dan para wisudawan. Terdapat sesi pemutaran video/film pendek juga dengan
tema yang ditentukan oleh masing-masing angkatan,” ujar Dewi Ayu Winaya Putri, mahasiswa Teknik Geologi 2020.
Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik
Foto bersama mahasiswa dan wisudawan dengan giant flag “Komunikasi Kreatif". (Sumber: Muhammad Taufiq Budiman) |
Tradisi
arak-arakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik juga menyisakan cerita yang
berbeda. Salah satu jurusan di fakultas ini yakni Jurusan Ilmu Komunikasi
mengatakan bahwa tradisi ini langsung dikoordinasikan oleh eksternal dan
internal HIMAKOM. Mereka juga mempersiapkan giant flag “Komunikasi Kreatif”
yang digunakan sebagai bentuk mengutarakan rasa kebanggaannya.
Terkait
pelaksanaan saat pandemi, HIMAKOM sebagai penanggung jawab mengatakan memilih tidak melaksanakannya dan mengalihkannya ke kegiatan lain.
“Namun, tradisi
pada tahun ini berbeda dengan sebelum pandemi. Sekarang (selama adanya pandemi)
kita mendatangi rumah dari Demisioner HIMAKOM ketika mereka melakukan sidang
dan memberikan buket bunga untuk mengapresiasi orang tersebut,” ujar Muhammad
Taufiq Budiman, Kahim HIMAKOM 2021/2022.
Di fakultas yang
sama budaya arak-arakan juga dilaksanakan Jurusan Administrasi Bisnis. Muhammad
Radityo Rachman, Mahasiswa Administrasi Bisnis 2018 mengatakan ini adalah
budaya positif yang akan memberikan nilai kekeluargaan di jurusan dan perlu
dipertahankan.
Budaya
arak-arakan untuk merayakan wisuda memang sangat lazim dilaksanakan di kampus. Ini adalah bentuk perayaan terakhir dari teman-teman sejurusan hingga
sefakultas untuk wisudawan. Arak-arakan bukan
akhir dari perjalanan wisudawan, tetapi awal bagi wisudawan untuk melangkah ke
tahap kehidupan selanjutnya. (Bomaseta Aadiyaatloka, Diah Rahayu)
Editor: Yahya Wijaya Pane
Tulis Komentarmu