Pasar Opo: Acara Rutin Desa Gadingharjo
Pintu Masuk Pasar Opo. (Sumber: Riza Febriandanu) |
Yogyakarta, SIKAP - Pasar Opo diselenggarakan secara
rutin setiap tiga puluh lima hari sekali oleh Karang Taruna Desa Gadingharjo Kabupaten
Bantul, Yogyakarta. Dilaksanakan bertepatan pada hari Minggu Pon, Pasar Opo
dibuka mulai dari pukul 06.30 WIB hingga selesai.
Nama Pasar Opo diambil dari kata "opo-opo ono" yang
diartikan 'apa-apa ada' karena produk yang tersedia di pasar tersebut memang cukup
lengkap. Mulai dari makanan tradisional, jajanan, minuman, kerajinan, tanaman
hias, hingga hasil pertanian.
Yang membedakan Pasar Opo dengan pasar lainnya adalah kegiatan yang diselenggarakan memiliki spesial show yang berbeda. Untuk kegiatan ke-6 ini, bertepatan pada tanggal 13 Maret 2022, Pasar Opo sedang launcing trip desa wisata yang dimeriahkan dengan adanya berbagai tarian tradisional. Mulai dari tari gedruk, tari angujiwat, tari lir ilir, tari jemparing biledasaba, dan tari jogones.
Penampilan tari biledasaba. (Sumber: Riza Febriandanu) |
Lokasi Pasar Opo diselenggarakan secara berpindah-pindah, tetapi tetap
berada pada lingkup Desa Gadingharjo. Hal itu karena tujuan dari
acara ini adalah untuk mengenalkan potensi wisata desa yang ada.
“Saat ini lokasi Pasar Opo berada di Jl.Samas-Kuwaru. Tepat berada di
timur desa dengan pemandangan hamparan sawah. Informasi mengenai Pasar Opo bisa
diakses melalui akun media sosial Instagram @pasaropo untuk mengetahui lokasi
dan ada kegiatan apa saja di acara selanjutnya,” ujar Dioz Ketua Panitia
Acara Pasar Opo.
Selain untuk mengenalkan potensi desa wisata, Pasar Opo
juga bertujuan memajukan serta menggerakkan roda perekonomian masyarakat melalui
UMKM lokal Desa Gadingharjo. Hal ini ditunjukkan dengan adanya lebih dari 30 stand yang diisi oleh UMKM lokal yang
menjual berbagai jenis dagangan.
Kebanyakan stand diisi oleh jajanan tradisional untuk
mempopulerkan kembali makanan tradisional agar dapat dikenal lebih luas oleh
pengunjung. Bahkan makanan yang jarang ditemui tersedia di Pasar Opo ini, seperti bandos, utri, getuk kimpul, growol, coro, dawet telang, awuk-awuk ketan, dan tiwul.
“Pasar Opo ini sangat bermanfaat bagi saya untuk mencari tambahan
penghasilan. Kebetulan ini kali ketiga saya mengikuti dan alhamdullilah selalu
habis. Insyaallah ke depannya saya akan
tetap ikut andil dalam acara ini,” tutur Wijiati pedagang tiwul dan pelas di
Pasar Opo.
Adanya Pasar Opo ini juga disambut baik oleh pengunjung yang datang. Selain memberikan hiburan, acara ini juga memberikan wawasan baru bagi para pengunjung. “Tadi acaranya bagus, cukup ramai, tapi sayang saya datangnya agak telat jadi beberapa stand sudah habis. Saya cuma kebagian nonton dua tarian saja, tari jemparing biledasaba dan tari jogones. Saya baru tau ada tarian seperti itu, mungkin lain kali saya akan datang lebih awal,” ucap Yoga seorang pengunjung Pasar Opo dari Kulon Progo.
Untuk memasuki area Pasar Opo, pengunjung tidak akan dipungut biaya. Namun, diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan cek suhu tubuh. (Riza Febriandanu)
Editor: Dias Nurul Fajriani
Tulis Komentarmu