LinkedIn, Platform Personal Branding dan Pengembangan Karir di Era Digital
Situs web LinkedIn. (Sumber: Gayuh Laksono) |
LinkedIn
merupakan media yang biasa dimanfaatkan sebagai wadah membangun personal branding serta
pengembangan karir. Pesatnya perkembangan teknologi digital di era ini, membuat
para perekrut dari perusahaan juga menggunakan LinkedIn untuk mencari kandidat
yang cocok dengan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Fenomena
ini mendorong mahasiswa untuk menggunakan LinkedIn. Ada yang menyebut bahwa
LinkedIn merupakan Curriculum Vitae (CV) digital.
“Ternyata LinkedIn itu bisa kita sebut sebagai CV digital. Bisa jadi seorang
rekuiter tidak hanya melihat CV cetaknya, tetapi lebih memilih lihat profil
LinkedIn terlebih dahulu,” ujar Susiana Nur Safitri yang saat ini menjabat
sebagai National Coordinator Network Experience Specialist di AIESEC Indonesia.
Mahasiswa
yang akrab disapa Riri tersebut telah menggunakan LinkedIn sejak tahun 2020. Ia
mengaku mendapatkan dampak besar selama menggunakan aplikasi jejaring sosial
tersebut. “Kadang aku ganti profil LinkedIn-ku ke open to work. Nah, itu
banyak orang yang mengontak aku. Ada yang pernah ngajak aku projek, freelance,
bahkan aku juga dapat tawaran dari perusahaan yang ngajak aku untuk kerja di bidang
public relations,” ungkap Riri.
Penggunaan
LinkedIn bagi mahasiswa sangat penting di era digital seperti sekarang. Hal ini
ditekankan oleh Ryda Kartika Dewi yang merupakan mahasiswa semester akhir.
“LinkedIn
itu bagus banget sih. Lebih bagus lagi ketika mahasiswa yang baru masuk kuliah
buat LinkedIn terus aktif di situ,” tegas mahasiswa yang sekarang magang
sebagai Human Resource di PT. Mitra Adiperkasa Tbk.
Menurutnya
ada tiga hal yang membuat LinkedIn itu penting. Pertama, bisa digunakan untuk
menjalin relasi ke teman luar kampus. Kedua, kita bakal bisa dapetin wawasan
baru atau info-info yang belum kita dapatkan di kampus. Ketiga, bisa jadi sarana
membangun personal branding ketika pernah ikut lomba atau kontribusi yang lain.
Hal
terpenting dalam menggunakan LinkedIn adalah memahami penggunaan dan cara mengoptimalkan
akun. Abdurrahman Al-Fatih Ifdhal membagikan beberapa tips terkait hal ini.
“Pastikan
semua kolom sektor LinkedIn kamu diisi dan kalau bisa memakai bahasa Inggris.
Lalu pakai pemilihan kata yang menarik dalam mengiklankan diri,” terang
mahasiswa lulusan Jurusan Ilmu Hukum Universitas Indonesia. Saat ini ia baru
diterima bekerja di instansi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
“Jangan
kayak my name is, I work in. Menurutku itu biasa banget. Nah, coba cari
orang profesional di LinkedIn dan lihat gimana cara mereka mengiklankan
dirinya,” lanjutnya. Ia juga mengatakan bahwa bagian paling penting ialah foto
profil pengguna LinkedIn. Foto harus bagus supaya kesannya serius dan niat
mencari kerja, bukan memakai foto liburan.
Aplikasi
jejaring sosial LinkedIn terbukti mampu membantu seseorang mendapatkan
pekerjaan. Pengalaman ini dirasakan oleh Haris Hendrik. Ia mengungkapkan pernah
mendapatkan tawaran kerja dari perusahaan terkenal melalui pesan langsung di LinkedIn-nya.
Tawaran
itu datang dari Tokopedia, Shopee, Gojek, Glints, dan Pinhome yang pada
akhirnya ia menerima tawaran pekerjaan dari Tokopedia. “Sekarang aku kerja di
Tokopedia lewat LinkedIn. Waktu itu aku mau lulus dan lagi ngerjain skripsi
jadi kenapa enggak (menerima tawaran dari Tokopedia),” ungkap lulusan Jurusan
Kehutanan Universitas Gadjah Mada di tahun 2021 itu. (Gayuh Laksono)
Editor:
Lingga Prasetya
Tulis Komentarmu