Menilik Respons UPN “Veteran” Yogyakarta terhadap Tenaga Pendidik yang Terpapar Covid-19
Terhitung sejak bulan Maret 2020 pandemi Covid-19
telah melanda Indonesia. Hal tersebut tentu memberikan dampak bagi banyak
pihak, termasuk UPN “Veteran” Yogyakarta. Salah satu imbasnya adalah dosen dan
para tenaga pendidik yang terpapar Covid-19.
Menurut data dari Satgas Covid-19 UPN “Veteran”
Yogyakarta, tercatat ada 134 total dosen dan tenaga pendidik yang terbukti
positif. Angka tersebut dapat dirinci dengan 104 orang pada periode Januari
hingga Agustus 2021. Hal ini diketahui setelah diadakannya tes swab massal yang menjadikan periode tersebut sebagai puncak gelombang Covid-19 di Kampus Bela Negara. Setelah itu, jumlah kasus Covid-19 di UPN “Veteran”
Yogyakarta sempat melandai. Sayangnya, kasus kembali mengalami peningkatan pada
Februari 2022. Ada penambahan 30 orang yang terbukti positif sejak Februari sampai
dengan Maret 2022
Fakultas Teknologi Mineral tercatat memiliki kasus tertinggi dengan total 33 orang positif. Diikuti oleh Biro Umum dan Keuangan dengan total kasus 28 orang. Terhitung ada empat dosen yang meninggal dunia karena terpapar Covid-19 dan memiliki penyakit bawaan. Keempat dosen tersebut berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Teknik Industri, dan dua lainnya berasal dari Fakultas Pertanian.
Wakil Ketua Satgas Covid-19 UPN “Veteran” Yogyakarta, Arif Rianto mengatakan bahwa mereka telah berupaya menyediakan fasilitas kesehatan. “Kita berikan layanan untuk konsultasi kesehatan secara medis di Klinik Pratama UPN. Kemudian kita juga bantu dengan obat sesuai dengan keluhan,” ujarnya. Lebih lanjut, Arif juga mengatakan bahwa ada bentuk dukungan berupa vitamin dan personal health kit. “Selain obat, kami juga memberikan extrafood, vitamin dan beberapa bingkisan, seperti hand sanitizer serta masker,” tambahnya.
Retno Hendariningrum, salah satu dosen yang pernah terpapar Covid-19 menceritakan mengenai tanggapan Satgas Covid-19 UPN “Veteran” Yogyakarta. Setelah ia melaporkan dirinya dinyatakan positif, ada tawaran untuk tempat isolasi mandiri. “Tanggapan (Satgas Covid-19), saya pikir lebih ditawarkan fasilitas isoman jika mau. Kalau bantuan secara khusus (dari kampus) sepertinya tidak ada,” ungkapnya. Ia mengaku tidak menggunakan fasilitas tersebut karena memilih untuk isolasi mandiri di rumah orang tuanya.
Dosen Ilmu Komunikasi ini juga mengungkapkan bantuan lain yang ia terima selama terpapar Covid-19. “Kebetulan saya tergabung dalam perkumpulan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pada awalnya akan dikirimkan obat-obatan serta vitamin, tapi karena rumah saya jauh, jadi tidak dikirimkan,” jelasnya.
Meskipun begitu, ia menilai bahwa kampus cukup responsif dalam menangani Covid-19. “Menurut saya (kampus) lumayan responsif karena sempat melakukan lockdown dan penyemprotan sampai dengan ruangan-ruangan. Selain itu, diberlakukannya lockdown dan penyemprotan masih dilakukan pada bulan Februari lalu, ketika sedang maraknya varian omicron di Indonesia,” ujarnya.
Sejak awal pandemi, Satgas Covid-19 UPN “Veteran” Yogyakarta memang telah menjalankan berbagai program. Salah satunya adalah membagikan sembako untuk membantu dosen, tenaga pendidik, dan mahasiswa. Upaya lainnya adalah penetapan aturan baru berupa kebijakan satu pintu. Prosedur ini dibuat dengan tujuan mencegah dan mengurangi angka kasus Covid-19 di kampus. Karena aturan tersebut, akses untuk masuk ke kampus hanya bisa melalui pintu belakang. Penyemprotan ruangan dengan disinfektan pada unit yang baru saja memiliki kasus Covid-19 juga menjadi salah satu tindakan penangan yang dilakukan.
Program vaksinasi juga diadakan bagi para dosen dan tenaga pendidik. Vaksinasi pertama dilaksanakan pada bulan April 2021, sedangkan vaksinasi kedua pada bulan Mei 2021. Untuk vaksinasi booster diadakan pada tanggal 31 Januari 2022. Agenda tersebut dilanjutkan pada tanggal 16 Februari 2022 bagi keluarga UPN. Kedepannya, Satgas Covid-19 UPN “Veteran” Yogyakarta akan memaksimalkan kembali percepatan vaksinasi dan terus memantau para pegawai yang memiliki risiko tinggi terkena Covid-19. (Anggun Falufi)
Editor: Mutiara Fauziah Nur Awaliah
Tulis Komentarmu