Menjejaki Rendahnya Minat Mahasiswa FISIP terhadap PKM
Logo PKM. (Sumber: laman simbelmawa) |
PKM atau Program Kreativitas Mahasiswa merupakan salah satu ajang bergengsi di kalangan mahasiswa yang
rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Diinisiasi oleh Kemenristek Dikti, PKM
telah mendanai puluhan ribu proposal kreatif dihitung sejak awal dilaksanakan
tahun 2001 silam. Saat ini, PKM menjadi kegiatan yang digalakkan hampir di seluruh
universitas di berbagai fakultas, termasuk UPNVY. Lantas, bagaimana sepak
terjang minat mahasiswa terhadap PKM di UPNVY khususnya FISIP?
Tingkat partisipasi PKM di fakultas UPNVY. (Sumber: Suarasikap/Annisa Hasna D.) |
Kelvin Gifarel
Aziz, mahasiswa Prodi Hubungan Masyarakat tahun 2021 menjelaskan bahwa informasi
awal yang simpang siur dan tidak pasti menjadi kendala baginya mengikuti PKM. Ia
menuturkan setelah beberapa lama informasi tentang mahasiswa baru yang wajib
untuk mengikuti PKM dikeluarkan oleh akun Instagram resmi PKKBN, mereka baru
diwajibkan untuk mengikuti Zoom Meeting yang diadakan oleh PKM Center.
“Kami juga cukup
lama tidak mendapatkan informasi terbaru untuk kegiatan PKM selanjutnya, hal
ini yang bikin kami bingung. Kami baru dapat informasi setelah ada yang bertanya
kepada panitia PKM dan mereka menjelaskan akan ada pengumpulan proposal pada
tanggal 6 atau 7 November gitu. Kita kan kaget, kok tiba-tiba informasinya,”
papar Kelvin.
Selain informasi
yang tidak jelas dan adanya pengumpulan mendadak, kesulitan mendapatkan dosen pendamping
hingga narasumber menjadi kendala lain Kevin dalam mengikuti PKM. “Kesulitan
aku selama mengerjakan proposal PKM ini memilih permasalahan penelitian (research problem). Terus pada waktu itu
kita juga susah dalam mencari orang
untuk kita wawancarai soalnya kan dulu waktu kasus Covid baru tinggi, jadi kayak
susah juga untuk mencari banyak inspirasi untuk membuat proposal ini,” tambah
Kelvin.
Afifah Misbar,
Kepala Bidang Event Organizer PKM Center menjelaskan rendahnya partisipasi
mahasiswa FISIP dalam mengikuti PKM dikarenakan kurangnya minat mahasiswa di
bidang Riset dan Pengabdian Masyarakat. Padahal, mahasiswa FISIP dapat
mengikuti PKM bidang Riset Humaniora (RSH) dan Pengabdian Masyarakat (PM) yang
sesuai dengan jurusan dan prodi yang ada di FISIP. Afifah juga menambahkan
partispasi yang kurang ini bisa dikarenakan kurangnya apresiasi dari fakultas
dan prodi ketika ada mahasiswa yang lolos pendanaan.
Menyikapi rendahnya
partisipasi, PKM Center melalui acara PKM Tour to Faculty mencoba menggaet
kembali minat mahasiswa terhadap PKM. Kegiatan ini difokuskan pada mahasiswa baru,
karena adanya program kepada mahasiswa baru untuk ikut PKM. Hal ini dilakukan untuk
membentuk budaya ikut PKM di setiap fakultas.
“Pengaruh PKM
yang diwajibkan untuk mahasiswa baru hanya dalam kuantitas saja, tidak dalam
kualitas. Mindset maba yang cuma untuk dapat sertifikat, seharusnya sejak awal
diikuti dengan serius dengan mindset lolos dan menambah pengalaman di bidang
riset,” tambah Afifah.
Virginia Ayu
Sagita, dosen Prodi Hubungan Masyarakat yang menjadi salah satu pendamping tim
PKM 2021 menjelaskan banyak alasan penting kenapa mahasiswa sangat disarankan
untuk mengikuti PKM. Ia menyebutkan PKM akan membuat mahasiswa terbiasa
dengan riset yang tentu saja akan berguna ilmunya ketika mengerjakan skripsi. Selain itu, mahasiswa juga bisa mengembangkan potensi yang dimiliki dengan mengikuti
PKM.
Virginia juga menambahkan setiap bidang di PKM akan sangat membawa manfaat bagi mahasiswa. Misal bidang kewirausahaan di PKM akan membuat mahasiswa menjadi terbiasa dengan dunia bisnis, memikirkan riset awal bisnis, strateginya, dan semua persiapannya. Dengan ini diharapkan akan membuat mahasiswa jadi terbiasa dan tidak akan kebingungan ketika terjun di dunia bisnis. Selain itu, bidang PKM lain seperti pengabdian masyarakat juga membuat mahasiswa terbiasa membantu masyarakat sekitar yang sangat membutuhkan ilmu dan tenaga dalam kegiatan ini. (Ghalda Nauli S)
Editor: Yahya Wijaya Pane
Tulis Komentarmu