Mengingat Kembali Kecurangan UTBK di UPN “Veteran” Yogyakarta
Peserta UTBK UPN "Veteran" Yogyakarta. (Sumber: Hanantomo) |
Ujian
Tulis Berbasis Komputer (UTBK) adalah salah satu jalur seleksi bagi para pelajar untuk masuk
ke perguruan
tinggi. Namun, tetap saja ada individu
yang ingin meraihnya
secara instan dengan berlaku curang. Hal tersebut sempat terjadi di UPN
“Veteran” Yogyakarta sebagai salah satu lokasi UTBK.
UTBK
pada tahun ini dilaksanakan
pada 17
Mei—23
Mei untuk gelombang pertama. Sedangkan gelombang kedua, digelar pada 28 Mei—3 Juni 2022. Pengumuman seleksi SBMPTN sendiri telah
dilaksanakan pada 23 Juni lalu.
Kecurangan UTBK
Kecurangan UTBK di UPN “Veteran” Yogyakarta tersebar luas setelah akun
Twitter @Chanecha022 membagikan folder Google Drive yang berisi foto
soal-soal UTBK. Di dalam folder tersebut, terlihat logo kampus UPN “Veteran”
Yogyakarta.
Kecurangan ini dibenarkan oleh Keny Rahmawati sebagai
salah satu pengawas. Ia menjadi pengawas pada Minggu (29/5/2022). “Saya
menjadi pengawas
pada sesi satu. Pada
hari itu ada tiga orang yang
tertangkap dan salah
satu pelakunya berada di ruangan yang saya awasi,” jelasnya.
Keny menjelaskan jika ia mengetahui kecurangan tersebut
dari satpam yang memeriksa melalui metal detektor. Setelah diberi peringatan, peserta
terkait tetap mengikuti ujian. Keny menjelaskan jika dirinya diminta untuk
memberikan pengawasan ekstra sampai akhirnya peserta terkait dikeluarkan dari
ruangan.
“Ada kamera dan alat bantu dengar. Setelah selesai
mengawas, kabarnya baju juga jadi barang bukti,” ujar pengawas di Lab Vii Gedung
Pattimura lantai tiga tersebut.
Tim Suarasikap mencoba mengonfirmasi terkait barang
bukti dan kronologi kejadian kepada satpam selaku pihak keamanan. Namun, dari
lima orang yang kami temui, seluruhnya menolak untuk diwawancarai.
Salah satu peserta UTBK di UPN “Veteran” Yogyakarta, Aisyah
Reyhan Nugrahani memberikan komentarnya terkait mekanisme pengawasan di ruang
ujian. “Ada yang izin ke kamar mandi di tengah sesi. Agak kaget aja karena
waktu jalan terus.”
Meski demikian, ia menjelaskan jika pengawasan yang
dilakukan sudah cukup ketat karena pengawas yang terus berkeliling di ruangan.
Seluruh alat elektronik juga telah diminta untuk dimasukan ke dalam tas dan
dinonaktifkan.
Peserta UTBK lainnya, Wulan Novembrya mengaku memiliki
pengalaman yang berbeda. “Aku pakai kacamata, tetapi tidak dicek. Muka juga tidak
dicek. Waktu itu juga ada yang kelupaan untuk menaruh ponselnya.”
Tindak lanjut kasus
Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) sendiri
telah mengeluarkan surat edaran sebagai klarifikasi atas kasus ini pada Senin
(20/6/2022) lalu. Terdapat beberapa poin yang disampaikan. Pertama, sama sekali
tidak terjadi kebocoran soal. Kedua, upaya kecurangan tidak bepengaruh terhadap
keakuratan penilaian hasil UTBK. Ketiga, peserta yang terbukti curang akan
diberi sanksi tegas.
Menurut Aisyah, soal UTBK mungkin memang berbeda untuk
setiap sesi. Namun, bisa jadi soal yang diberikan satu tipe sehingga mereka
seperti memiliki kisi-kisi. “Jadi tetap saja merasa kesal.”
Tim Suarasikap berusaha menghubungi pihak birokrasi
UPN “Veteran” Yogyakarta untuk mengetahui tindak lanjut kasus ini. Wakil Ketua
Tim Pelaksana UTBK, Tri Wibawa mengatakan bahwa
informasi mengenai kasus
UTBK berasal dari satu pintu saja, yakni Ketua UTBK. Namun, ketika kami menghubungi Prijoto selaku
Koordinator Pelaksana UTBK maupun Suharsono selaku Ketua Tim Pelaksana
sekaligus Wakil Rektor Bidang Akademik, keduanya tidak memberikan jawaban. Tim Suarasikap
selanjutnya menghubungi Markus Kusnardijanto selaku Kasubag Kerjasama dan Humas
UPN “Veteran” Yogyakarta. Namun, respons yang diberikan juga sama.
Hendro
Widjanarko, Ketua Penerimaan
Mahasiswa Baru 2021/2022 turut menolak memberikan komentar. “Sudah dirilis oleh
LTMPT,” ujarnya.
Melansir berita mojok.co pada Senin (20/6/2022). “Viral
di Sosmed, UTBK di UPN “Veteran” Yogyakarta Bocor, Pelaku Ditangkap”.
Disebutkan jika Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta sedang berada di LTMPT Jakarta
untuk melakukan penyelidikan kasus. Kampus akan mengusut tuntas kasus ini dan
akan menyampaikan hasilnya.
Pelaksanaan ujian mandiri
Bentuk seleksi masuk Perguruan
Tinggi Negeri (PTN) lainnya
adalah ujian mandiri. Berbeda dengan SNMPTN dan SBMPTN yang
diselenggarakan oleh LTMPT,
ujian
mandiri diadakan oleh masing-masing universitas. Metode seleksi dan kriteria
penilaian pun menjadi tanggung jawab dan kewenangan setiap kampus.
Kasus
pelanggaran UTBK yang terjadi sebelumnya melahirkan pertanyaan akan keamanan dan objektivitas penilaian ujian mandiri UPN “Veteran” Yogyakarta. Hal ini diungkapkan oleh salah satu peserta, Tegar
Dwi Saputra. Ia mengatakan
kasus tersebut sempat membuatnya kecewa meski tidak mengurangi
semangatnya.
“Masuk kuliah di UPN Veteran
Yogyakarta adalah impian saya dari SMK. Minta keadilannya aja sih dari pihak
kampus agar pelaku segera diproses,” jelasnya.
Della Setiya Maharani, peserta ujian
mandiri lainnya mengaku sesi yang diikutinya berjalan lancar dan terawasi
dengan baik. “Pengawasan saat ujian mandiri di sesi saya ini cukup
baik dan berjalan
lancar. Tidak ada gangguan atau kendala sistem apapun. Sebelum masuk ke ruangan
ujian, ada pengecekan barang bawaan dan diberi satu buah masker untuk dipakai
ketika masuk ruangan,” tutur perempuan asal Cilacap tersebut.
Harapan
berbagai
pihak
“Sanksi
tegas dan adil. Karena ngejoki nggak murah ya, jadi ada kemungkinan
mereka-mereka (pelaku kecurangan UTBK) itu orang berada dan punya kekuasaan.
Orang-orang seperti itu bisa melakukan apa saja, termasuk ingkar dari sanksi
yang harus mereka tanggung,” ucap
Aisyah saat dihubungi melalui Twitter.
Sedangkan Wulan, ingin peserta terkait
didiskualifikasi dan tidak bisa mendaftar ujian mandiri. Harapan
akan tindak tegas kampus dalam menangani kasus ini juga datang dari mahasiswa UPN “Veteran” Yogyakarta, Wafa'
Sholihatun Nisa. Ia berharap
agar pengawasan ujian
ke depannya
bisa ditingkatkan lagi.
“Alangkah lebih baik lagi kalau dalam pernyataannya, UPN menyertakan permohonan maaf kepada
para peserta UTBK
dan semua
pihak yang
merasa dirugikan,” tutur
mahasiswa Prodi Hubungan Masyarakat tersebut. (Bomaseta Aadiyaatloka, Mutiara Fauziah Nur
Awaliah)
Editor:
Delima Purnamasari
Tulis Komentarmu