Aliansi Rakyat Bergerak Gelar Aksi Tolak Kenaikan Harga BBM
Massa aksi yang sedang mendengarkan orasi. (Sumber: Dias Nurul Fajriani) |
Yogyakarta, Sikap – Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) menggelar seruan aksi
tolak kenaikan harga BBM pada Rabu, (7/9/2022) lalu. Setelah berkumpul di Asrama
Kamasan, massa melakukan orasi pada pukul 16.00 WIB di depan gedung DPRD DIY dengan
mengajukan 18 tuntutan.
Pemerintah telah menetapkan harga baru Bahan Bakar
Minyak (BBM) yang disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. “Gerakan ini
berawal dari keresahan bersama, beberapa kota juga sudah melaksanakan aksi. Perlawanan
ini tidak membatasi gender atau harus dilakukan oleh mahasiswa. Namun, mereka yang
tertindas dan merasakan dampak dari kenaikan BBM ini,” ungkap Mawar, perwakilan
Serikat Pembebasan Perempuan.
Menurut Mawar, fungsi dari aksi ini adalah untuk
mendesak pemerintah. Ketika tidak didengar dan diwujudkan maka aksi akan dilakukan
kembali. Mereka ingin menunjukkan kepada pemerintah bahwa rakyat bisa marah,
bersuara, serta masih memiliki kekuatan untuk melawan. Aksi tersebut bisa jadi
ancaman bagi pemerintah jika bertindak semena-mena kepada rakyat.
Orasi dilaksanakan oleh perwakilan dari setiap
organisasi yang tergabung dalam ARB serta perwakilan buruh/pekerja di
Yogyakarta. Mereka tetap menyerukan orasi walaupun pagar Gedung DPRD DIY
ditutup rapat dan dijaga ketat oleh aparat kepolisian.
Massa yang sedang berjalan menuju titik aksi. (Sumber: Dias Nurul Fajriani)
Salah satu dari 18 tuntutan yang dibuat oleh ARB ini yaitu
menolak kenaikan BBM dan kenaikan harga bahan pokok. Sumardi, salah satu sopir
becak motor menyetujui penyelenggaraan aksi ini. Ia sendiri mengaku hanya bisa
pasrah karena harus tetap membeli BBM untuk kebutuhan pekerjaannya.
“Dari dulu mulai harga seribu sampai sekarang BBM selalu
naik. Berapa pun harganya saya terpaksa beli. Yang penting barangnya tidak
langka,” ucap pria berusia 65 tahun ini.
Setelah satu jam melaksanakan orasi, sempat terjadi kericuhan dengan adanya pembakaran ban di depan gerbang Gedung DPRD DIY. Meski begitu, api langsung dipadamkan oleh masyarakat sekitar dengan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Sempat pula terjadi insiden saling dorong antar-massa dengan aparat kepolisian karena massa berupaya memaksa masuk ke Gedung DPRD dengan cara merobohkan pagar.
Aksi diakhiri tepat setelah azan magrib berkumandang
dengan pembacaan pernyataan sikap oleh massa. Disebutkan pula jika ARB akan
terus menggelar aksi-aksi berikutnya. “Ya semoga tuntutannya dikabulkan
semuanya oleh yang atas (pemerintah),” tutup Sumardi. (Dias Nurul Fajriani)
Editor: Delima Purnamasari
Tulis Komentarmu