Beragam Cerita di Balik Studi Ekskursi UPN “Veteran” Yogyakarta Edisi 2022
Sesi foto bersama Studi Ekskursi prodi Hubungan Masyarakat. (Sumber: Panitia Studi Ekskursi) |
Studi Ekskursi (SE) merupakan salah satu mata kuliah yang ada di UPNVY. Memiliki tujuan menyelaraskan teori yang didapatkan selama di kelas dengan praktik langsung di lapangan, SE kerap menjadi agenda yang ditunggu-tunggu mahasiswa.
Mata kuliah ini sempat dialihkah menjadi daring selama pandemi hingga akhirnya diizinkan luring kembali. Meski begitu, beberapa prodi seperti Hubungan Masyarakat masih melaksanakannya secara daring. Berbeda dengan prodi lain, seperti Administrasi Bisnis, Akuntansi, dan Agroteknologi yang sudah melaksanakannya secara luring.
Studi Ekskursi Prodi Hubungan Masyarakat Masih Daring
Terkait pelaksanaan SE yang masih dilaksanakan secara daring, Kaprodi Hubungan Masyarakat, Dewi Novianti menjelaskan bahwasanya hal tersebut disebabkan oleh jenis kurikulum yang berbeda di setiap angkatan. “Angkatan 2018 dan 2019 menggunakan kurikulum ganda. Sedangkan angkatan 2020 dan 2021, menggunakan kurikulum tunggal,” ujarnya. Perbedaan kurikulum antar-angkatan ini merupakan hal yang umum terjadi dikarenakan adanya perbaikan dan peninjauan yang dilaksanakan setiap dua tahun.
Maksud dari kurikulum tunggal ialah semua mata kuliah yang akan diambil oleh mahasiswa telah terintegrasi menjadi satu kurikulum saja. Kurikulum inilah yang diterapkan oleh pihak prodi Hubungan Masyarakat saat ini. Adapun SE sendiri termasuk sebagai mata kuliah yang ada pada kurikulum tunggal sehingga semua angkatan harus mengikutinya sekalipun kurikulum yang diambil berbeda.
Terkait pembiayaan, Dewi Novianti juga menambahkan ada perbedaan. Angkatan 2020 dan 2021 yang masuk dalam kurikulum tunggal akan lebih dimudahkan karena SE sudah masuk anggaran UKT. Berbeda dengan angkatan 2018 dan 2019, SE berada di luar anggaran UKT.
“Angkatan 2020 dan 2021 tidak akan dimintai lagi apabila SE luring. Dengan catatan rencana SE mereka masih sesuai dengan anggaran UKT,” tambahnya.
Selain faktor kurikulum, ia menambahkan alasan pelaksanaan SE tahun ini masih daring juga disebabkan oleh faktor kondisi pandemi yang belum stabil. Hal tersebut mengakibatkan banyak perusahaan yang masih membatasi kunjungan. Di akhir wawancara, ia menyampaikan harapan agar pelaksanaan SE di tahun depan bisa dilaksanakan secara luring. Dengan begitu, mahasiswa bisa melakukan observasi secara langsung sekaligus mendapatkan pengalaman, kesan, dan memori dari terjun langsung ke lapangan.
Pandangan Mahasiswa Hubungan Masyarakat
Tanggapan terkait pelaksanaan SE tahun ini pun datang dari mahasiswa Hubungan Masyarakat angkatan 2019, Michael Peter. “Sebenarnya rasanya kurang efektif kalau (pelaksanaannya) daring. Beda rasanya kalau bisa terjun langsung. Apalagi kalau ada kendala sinyal mahasiswa, pembicara, kampus,” tutur Michael menyampaikan pendapatnya.
Secara umum, menurutnya, pelaksanaan SE di prodi Hubungan Masyarakat tahun ini sudah baik. Dirinya berharap agar tahun depan pelaksanaan SE bisa lebih dikembangkan.
Menurut Michael, pelaksanaan SE bukan hanya bisa bermanfaat untuk mahasiswa saja melainkan juga untuk kampus. Ia berpendapat jika SE bisa terlaksana secara baik maka akan memberi dampak positif bagi nama baik kampus.
“Dari sana mahasiswa jadi lebih bisa punya privilege dalam mencari kerja di perusahaan. Hal ini karena nama baik kampus yang dibawanya pernah melaksanakan SE dengan menarik,” ujarnya.
Cerita SE Luring Prodi Agroteknologi, Administrasi Bisnis, dan Akuntansi
Prodi Agroteknologi sudah melaksanakan SE secara luring selama dua hari. Mata kuliah yang disebut dengan Ekskursi Pertanian ini telah mereka lakukan pada tanggal (30-31/5/2022). Salsabela Alam Istiqomah, mahasiswi prodi Agroteknologi angkatan 2019 menceritakan singkat pengalamannya selama mengikuti SE di prodinya.
“Hari pertama ke Kebun Teh Tambi di Wonosobo kemudian ke Kebun Nanas Pinarak. Pada hari kedua ke Kebun Raya Baturraden sama ke Kebun Anggur di Banyumas,” ujarnya memberitahu lokasi-lokasi yang ia kunjungi selama mengikuti kegiatan.
“Kita mulai berangkat jam 06.15 ke Kebun Teh Tambi Wonosobo. Di sana diceritakan bagaimana budidaya teh dan diberi kesempatan untuk ke pabriknya,” tutur mahasiswi yang akrab dipanggil Aal ini.
“Di Baturaden dijelasin tentang tanaman-tanaman di pulau Jawa ada apa aja. Diberikan penjelasan tentang fungsi Kebun Raya itu apa. Terus dikasih kesempatan buat lihat-lihat, tapi karena di sana tempatnya luas jadi tidak bisa keliling semuanya,” ungkapnya.
Senopati, mahasiswa prodi Administrasi Bisnis angkatan 2019 yang baru saja selesai melaksanakan SE prodinya pada (10/9/2022) lalu juga turut menceritakan pengalamannya. “Mahasiswa mendatangi perusahaan dan mendengarkan pemaparan materi dari perusahaan yang dikunjungi,” ujarnya.
Dirinya menambahkan bahwa secara umum pemaparan materi dilakukan lisan dengan media PowerPoint. Adapun lokasi kunjungan prodi Administrasi Bisnis adalah empat perusahaan yang mayoritas berada di area Jawa Timur. Antara lain Perkebunan Nusantara di Ngawi, Indah Kosmetik di Malang, Jawa Pos di Surabaya, dan terakhir ialah Dewata Oleh-Oleh di Bali.
Proses cementing alas kaki yang didatangi SE prodi Akutansi. (Sumber: Nur Syifa) |
Sama seperti prodi Agroteknologi dan Administrasi Bisnis, prodi Akuntansi juga melaksanakan SE (disebut Kuliah Lapangan) secara luring ke PT Primarindo Asia Culture Tbk yang merupakan pabrik sepatu Tomkins. “Untuk pelaksanaannya kemarin luring selama tiga hari dan digabung dengan jurusan Ekonomi Pembangunan,” tutur Arsya Noorfitria Putri, mahasiswi Akuntansi angkatan 2019.
Terkait biaya, ketiganya senada mengatakan bahwa selama pelaksanaan mereka tidak dipungut biaya apapun dari prodi masing-masing kecuali pengeluaran pribadi. “Selama pelaksanaan, jurusan memberikan fasilitas secara penuh bekerja sama dengan Travel Agen Danita. Fasilitas yang diberikan berupa transportasi dengan jumlah tujuh armada bus, akomodasi penginapan di Hotel Fave, dan tiket wisata,” terang Arsya menceritakan dari sudut pandangnya.
Keluhan Mahasiswa Selama Studi Ekskursi
Pelaksanaan SE daring maupun luring memang tidak akan luput dari kekurangan masing-masing. Misalnya, Aal yang mengeluhkan keterbatasan waktu akibat ketidaksesuaian dengan rencana susunan acara.
“Karena dari Kebun Teh ternyata perjalanannya tidak sesuai sama yang di rundown. Jadi, agak telat dan sampai Kebun Nanas sudah sore dan cuma dapat penjelasan sangat sedikit,” cerita Aal.
Senada dengan Aal, Senopati juga mengeluhkan efisiensi waktu. “Masing-masing perusahaan cuma dikunjungi selama satu jam saja. Lokasi perusahaan-perusahaan yang dikunjungi juga mencar jadi waktunya banyak habis di perjalanan,” paparnya.
Seno juga menceritakan sempat merasa kebingungan ketika berkunjung ke Jawa Pos karena dari perusahaan tidak menyiapkan materi ke mereka. “Waktu di Jawa Pos itu mereka malah yang tanya ke kita ada pertanyaan apa,” tambahnya.
Seno juga bertanya-tanya terkait relevansi kunjungan prodinya ke perusahaan Dewata Oleh-Oleh yang dirasanya sedikit kurang tepat. “Di sana dijelasin cara buat bisnis. Mahasiswa AB (Administrasi Bisnis) kan sudah dapat dari kelas tentang itu. Masa nanti di laporannya nulis gitu?” ujarnya heran.
Terkait relevansi narasumber, Michael yang melaksanakan SE daring prodi Hubungan Masyarakat menyayangkan penyampaian materi oleh narasumber pertama yang dirasa kurang sesuai dengan tema dan mata kuliah di prodi. “Ya semoga kalau tahun depan luring, prodi lebih menyeleksi perusahaan yang mau dituju sehingga mahasiswa tidak merasa sia-sia,” harap Michael. (Fayyaqun Nur Amanah, Iftinan Adhasari Pramesthy)
Editor: Yahya Wijaya Pane
Tulis Komentarmu