Menilik Sosok di Balik Masjid Sarbini
Masjid merupakan tempat sakral bagi umat muslim. Selain sebagai sarana beribadah, masjid juga menjadi tempat berkumpul dan memperdalam ilmu agama. Di balik tempat ini, terdapat sosok-sosok yang mengabdikan diri mereka untuk membangun, menghidupkan, dan memakmurkannya.
Takmir, begitulah sebagian besar orang menyebutnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takmir memiliki arti pengurus masjid. Mereka memiliki tanggung jawab besar dalam mengurus rumah ibadah umat Islam tersebut. Tak terkecuali Imam Darmawan Gumay. Mahasiswa program studi Ilmu Hubungan Internasional ini menjadi salah satu takmir Masjid Sarbini, masjid yang terletak di kampus dua UPN "Veteran" Yogyakarta. Setiap hari, ada banyak mahasiswa, dosen, maupun civitas akademica yang melaksanakan ibadah di sini.
Pria yang akrab disapa Imam ini menjabat sebagai Ketua Koordinator Takmir Mahasiswa. Saat ini, terdapat kurang lebih 20 anggota di Organisasi Ketakmiran Masjid Sarbini. Mereka terbagi ke dalam beberapa divisi.
Menjadi takmir bukanlah hal yang mudah. Ada banyak kewajiban yang perlu dilaksanakan untuk mengelola masjid. “Tugas takmir untuk mendakwahkan dan mensyiarkan nilai-nilai Islam itu sendiri, khususnya dalam manajemen masjid,” ungkap pria berusia 20 tahun ini.
Selain
itu, karena takmir berada di wilayah teritorial masjid, mereka juga harus mengoptimalkan
fungsi-fungsi yang ada di masjid itu sendiri. “Yang pertama, tentu kita harus
memperhatikan kenyamanan para jamaah ya. Misalnya dengan membuat agenda piket
harian,” lanjutnya.
Tanggung jawab lain yang harus
diemban oleh takmir adalah menghidupkan masjid. Maka dari itu, ada
beberapa strategi yang dilaksanakan oleh takmir. Di antaranya melaksanakan piket
untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan masjid. Terdapat pula beberapa
kegiatan rutin, seperti kultum subuh dan kajian rutin. Pada bulan Ramadan, ada juga kegiatan buka bersama, tarawih, dan program Ramadan Diaries yang
mewadahi para jamaah untuk belajar tentang agama Islam secara lebih
dalam.
Di samping menjalankan tugasnya sebagai takmir di Masjid Sarbini, Imam juga mengikuti beberapa kegiatan lain. Imam mengaku bahwa saat ini dirinya mengikuti beberapa organisasi di dalam dan di luar kampus, seperti unit kegiatan mahasiswa, kelompok studi mahasiswa, organisasi kemahasiswaan, dan organisasi mahasiswa kedaerahan.
Motivasi yang kuat selalu dipegang teguh oleh Imam dalam menjalankan hari-harinya sebagai takmir. Pria yang berasal dari Lahat, Sumatera Selatan ini mengaku bahwa alasan untuk bergabung menjadi takmir Masjid Sarbini berawal dari keinginannya untuk berkontribusi kepada masjid. Ia mengungkapkan bahwa hal yang dicarinya selama bergabung menjadi takmir hanyalah keberkahan dari Sang Pencipta.
Alasan lain yang membuat dirinya memilih menjadi anggota takmir di Masjid Sarbini adalah untuk banyak belajar, khususnya dalam hal berkomunikasi dengan para jamaah dari segala kalangan usia. Imam juga mengungkapkan bahwa menjadi seorang takmir juga dapat melatih kemampuannya dalam bersosialiasi dengan masyarakat.
Menjadi mahasiswa sekaligus seorang takmir tentu bukan perkara mudah. Banyak suka dan duka yang telah dilewati Imam selama menjadi bagian dari takmir Masjid Sarbini ini. “Sukanya itu kita diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk mengemban amanah. Meskipun memang berat karena mencakup hak-hak para jamaah, khususnya di lingkungan kampus UPN. Selain itu, tentu ini akan menjadi pertanggungjawaban yang besar di akhirat kelak,” ungkap Imam.
Imam melanjutkan bahwa ia senang dapat bergabung dalam organisasi ketakmiran. Pengalamannya di organisasi ini memberinya kesempatan untuk berkontribusi dan memanfaatkan potensi diri untuk mengoptimalkan kegiatan masjid. Imam juga mengaku bisa mendapatkan relasi yang luas ketika bergabung menjadi takmir Masjid Sarbini.
Selain hal-hal manis, tentu ada pahit
yang harus dihadapi. Imam mengatakan bahwa takmir selalu berusaha menerapkan
syariat Islam sehingga terkadang ada masa di mana dirinya perlu mengingatkan
jamaah ketika melakukan hal yang tidak semestinya, khususnya di lingkungan
masjid. “Kita harus siap kalau dicemooh oleh para jamaah ketika kita
mengingatkan,” ungkapnya.
Tidak lupa, Imam juga membagikan pandangannya terkait dengan pentingnya takmir maupun gerakan Islam di kampus. Menurutnya, dalam upaya menghidupkan masjid tentu memerlukan sumber daya manusia yang berkomitmen. Hal tersebut diperlukan agar upaya dalam membangun peradaban yang mulia dapat tercapai.
“Dengan adanya manajerial kegiatan
yang penuh manfaat, insyaallah hasilnya bisa lebih maksimal bila dibandingkan
dengan kita berjalan sendiri-sendiri. Maka dari itu, ketakmiran ini dibuat
untuk mensyiarkan Islam lebih optimal dan terstruktur,” ungkap pria kelahiran
tahun 2002 tersebut.
Imam menambahkan bahwa aktivis dakwah
kampus menjadi penting. Menurutnya, dalam upaya menyebarkan nilai-nilai Islam,
diperlukan kelompok-kelompok yang bisa bersinergi agar manfaat dakwah kampus dapat
dirasakan oleh banyak pihak, khususnya di kampus UPN “Veteran”
Yogyakarta.
Mahasiswi Ilmu Komunikasi UPN "Veteran" Yogyakarta, Azzahra Angger Kusumasari mengungkapkan bahwa takmir Masjid Sarbini sudah melaksanakan
tugasnya dengan cukup baik. “Menurutku takmir udah menjalankan
tugasnya dengan baik. Meski belum sepenuhnya, tapi kinerja mereka terbilang optimal karena beberapa fasilitas udah berjalan sebagaimana seharusnya,” jelas mahasiswi asal Semarang ini. (Ikhsan
Fatkhurrohman Dahlan)
Editor: Mutiara Fauziah Nur Awaliah
Tulis Komentarmu