Seminar Nasional Satu Bumi 2022, Kupas Persoalan Tata Kelola Lingkungan
Kegiatan seminar nasional Satu Bumi 2022 di ruang seminar Fakultas Teknologi Mineral. (Sumber: Delima Purnamasari) |
Yogyakarta,
SIKAP - Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan UPN “Veteran”
Yogyakarta selenggarakan Seminar Nasional Satu Bumi 2022. Forum ilmiah yang bertajuk
“Pengembangan Wilayah Berbasis Tata Kelola Lingkungan Kebumian dan Manajemen
Bencana” ini diselenggarakan di Ruang Seminar Fakultas Teknologi Mineral, Sabtu
(26/11/2022).
Seminar
nasional ini merupakan bagian dari rangkaian acara Greeneration 2022. Beberapa
kegiatan lain seperti, Dusun Binaan, Bersih Dusun, hingga kompetisi dalam
bidang lingkungan juga telah usai digelar. Pada seminar ini turut dilaksanakan sesi
pemaparan artikel ilmiah.
Johan
Danu Prasetya, sebagai Ketua Jurusan Teknik Lingkungan menjelaskan jika seminar
ini adalah kegiatan rutin tahunan yang telah dimulai sejak tahun 2019. “Terdapat
56 pemakalah yang mengikuti kegiatan ini. Hal ini menjadi penting karena penilaian
akreditasi juga diukur dari publikasi dan sitasi,” tuturnya.
Suharsono selaku Wakil Rektor Bidang Akademik menuturkan jika forum semacam ini perlu
terus dilakukan. “Forum ini sejalan dengan rencana strategis dan indikator
capaian utama. Di sisi lain, jadi sarana membangun komunikasi antara civitas akademika
dan para stakeholder,” tuturnya.
Pemaparan materi terkait tata kelola lingkungan dari perspektif bencana geologi yang dibawakan oleh Ikhsan. (Sumber: Delima Purnamasari) |
Pada
kesempatan ini dihadirkan tiga narasumber dengan latar belakang yang berbeda.
Pertama, Aman Yuriadijaya selaku Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta. Kedua, Suryawan
Raharjo selaku Ketua Lembaga Ombudsman DIY. Ketiga, Ikhsan selaku PMG Madya di
Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG.
Aman
membawakan materi soal pengelolaan lingkungan hidup dalam kerangka penataan
ruang di Kota Yogyakarta. “Dalam hal ruang publik terbuka hijau, kita belum
memenuhi standar teknis. Dari seharusnya 30%, kita baru ada 18% dan 12% di
antaranya dikuasai oleh privat. Secara konsep, harusnya ruang yang bersifat
publik lebih banyak,” ungkapnya.
Selain
itu, dirinya juga menjelaskan isu pengelolaan sampah. Menurut Aman, pada tahun
2023 TPST Piyungan sudah tidak lagi mampu menampung sampah. Sementara
revitaliasasi kemungkinan baru selesai 2027. Karena itu, pengelolaan sampah
anorganik jadi solusi yang sedang diusahakan agar masa pakai TPST Piyungan bisa
lebih lama.
Sedangkan
Suryawan, menjelaskan soal filosofi dalam pengawasan pelestarian ekosistem. “Filsafat
lingkungan adalah persoalan tanggung jawab dan kebijaksanaan. Dalam masalah
lingkungan, bisa jadi manusia itu punya andil. Ini perlu dilihat secara
menyeluruh. Manusia itu bagian dari sebuah ekosistem jadi kita harus berbagi
kepentingan,” jelasnya.
Materi
terakhir soal tata kelola dan lingkungan ditinjau dari potensi bencana geologi
di Yogyakarta dibawakan oleh Ikhsan. Dirinya menjelaskan jika dua daerah di
Yogyakarta yang paling berpotensi gempa bumi adalah Bantul dan Yogyakarta.
“Keselamatan
rakyat adalah hukum yang tertinggi. Banyak korban jiwa ada karena tertimpa
rutuhan bangunan. Jadi kalau ada gempa dan kita di gedung tinggi, sembunyi dulu
jangan lari,” tutur Ikhsan kala memberikan tips menghadapi gempa.
Melalui
kegiatan ini, Barlian Dwinagara selaku Wakil Dekan Bidang Akademik turut
mengungkapkan harapannya. “Semoga dosen dan mahasiswa bisa terus produktif. Ke
depannya acara semacam ini bisa rutin digelar sehingga gaungnya bisa semakin
terdengar,” pungkasnya. (Delima Purnamasari)
Editor:
Syiva PBA
Tulis Komentarmu