Padmanaba Ajak Pemirsa Berani Arungi Mimpi Lewat Grand Concert Somnium
Padzchestra membawakan lagu Bohemian Rapsody. (Sumber: Latri Rastha Dhanastri) |
Konser ini dihadiri oleh para guru, murid, alumni, serta masyarakat umum. Acara disambut oleh Indratania
Budiman selaku Ketua Pelaksana dan Kusworo selaku Kepala SMAN 3 Yogyakarta.
Indratania menjelaskan fokus dari tema “Mimpi” yang dibawakan Padzchestra tahun ini. “Mimpi bukanlah hal yang instan. Perhelatan ini mengajak para hadirin untuk dapat mengarungi dan memproses suatu mimpi,” ujar Indratania.
Sementara itu, Kusworo mengungkapkan
kegiatan Padmanaba memang tak hanya belajar di kelas saja. “Bukan hanya pengembangan
intelektual, tetapi kemampuan-kemapuan lain. Misalnya, pengembangan
kreativitas, pemecahan masalah, mengorganisasikan suatu acara, dan kerja tim,” ucap Kusworo.
Keisha selaku asisten produksi finansial
menjelaskan soal durasi persiapan. “Pertunjukan
ini memerlukan waktu lima bulan untuk mempersiapkan
semuanya. Dimulai pada bulan Agustus 2022. Untuk pembentukan panitia sendiri sudah sejak bulan
Oktober 2022,” kata Keisha.
Ada berbagai lagu yang dimainkan Padzchestra kali ini. Mulai dari "Mungkin Hari Ini Hari Esok atau Nanti", "I Have a Dream", "Melukis Mimpi, Bohemian Rapsody", "Mimpi", "Runtuh", "Berlari Tanpa Kaki", "How Far I’ll Go", "Merakit", sampai "You Raise Me Up". Semua lagu disesuaikan aransemennya oleh konduktor dari Padmanaba.
Nouval dan Leaselvi selaku penonton mengatakan takjub dengan acara Somnium ini. Mereka mengaku puas dan tidak sia-sia mengeluarkan tiket dengan harga yang ditawarkan.
“Pertama kali lihat, kaget. Mengingat
orkestra masih jarang di Indonesia. Untuk orkestra yang dibawakan sekelas
anak SMA udah luar biasa dan keren banget. Baik itu dari teknisi,
panitia, acara, tempat, sampai penyanyinya,” tutur Nouval.
Leaselvi juga menjelaskan hal senada. “Keren banget. Kualitas sumber daya manusianya tinggi. Penari, musik, dan aransemennya semuanya bagus,” jelasnya.
Keisha berharap melalui kegiatan ini musik orkestra semakin terkenal di Indonesia. “Ini pembuktian bahwa anak
SMA masih bisa bermain orkestra dengan format yang baik walau tentu belum bisa menandingi performa orkestra di dunia,” pungkasnya. (Wulan Istifara, Latri Rastha Dhanastri)
Editor: Latri Rastha Dhanastri
Tulis Komentarmu