Transformasi Perkembangan Teknologi di Gedung Baru Museum Sonobudoyo
Museum Sonobudoyo terus mengikuti perkembangan teknologi guna meningkatkan pengalaman dalam kunjungan. Gedung Baru Museum Sonobudoyo Unit I merupakan salah satu bukti inovasi dalam menghadapi perkembangan teknologi yang sedang terjadi.
Alasan
Museum Sonobudoyo menerapkan transformasi digital adalah untuk menciptakan
tempat yang nyaman dan menarik bagi semua kalangan, mulai dari anak-anak, orang
dewasa, budayawan, sejarawan, hingga masyarakat umum. Hal ini disampaikan oleh
Ade Fitraul Husna selaku pemandu museum.
"Digitalisasi
dilakukan sebagai bentuk adaptasi terhadap perubahan zaman dan untuk memperluas
pasar. Kami ingin menarik lebih banyak pengunjung ke Museum Sonobudoyo,
terutama anak muda, karena sebelumnya pengunjung cenderung terbatas dalam
kelompok tertentu," ujarnya.
Gedung
Baru Museum Sonobudoyo terdiri dari tiga lantai dengan berbagai koleksi menarik
yang dipamerkan. Di lantai pertama, terdapat lukisan, miniatur kendaraan
tradisional, dan koleksi perjamuan zaman dahulu dan sekarang (rijsttafel).
Rijsttafel dilengkapi dengan teknologi animasi di atas meja yang menampilkan
jenis makanan dan proses pembuatannya.
"Teknologi
audio dan visual rijsttafel memperlihatkan penyajian makanan, susunan meja,
susunan piring, dan proses pengolahan makanan yang dijelaskan. Hal ini
memudahkan pemandu museum dalam menjelaskan dan menarik perhatian pengunjung karena
animasinya menarik," kata Husna.
Di
lantai dua, terdapat koleksi seni pertunjukan seperti topeng, wayang, kostum,
gamelan, dan yang paling menarik adalah video mapping yang menjelaskan
pewayangan set damarwulan. Cerita Wayang Klitik ditampilkan secara interaktif
menggunakan teknologi augment reality sehingga pengunjung dapat dengan mudah
mempelajari tokoh dan jalan cerita pewayangan.
Inovasi
rijsttafel dan video mapping berhasil membuat pengunjung puas dengan
fasilitas yang ada di Museum Sonobudoyo.
"Video
mapping dan rijsttafel menarik perhatian karena animasinya berwarna dan
dilengkapi dengan penjelasan audio. Ceritanya juga tidak membosankan sehingga
mudah diikuti. Teknologi ini bermanfaat bagi saya dan anak muda lainnya untuk
belajar sejarah, seni, dan budaya Indonesia," ujar Amar, salah satu
pengunjung.
Terakhir,
di lantai tiga terdapat koleksi keris, senjata, daur hidup, wastra busana,
serta kain batik. Terdapat juga photo booth digital yang selalu ramai dengan
kehadiran anak muda yang ingin berfoto bersama.
Lantai
tiga berhasil menarik perhatian pengunjung mancanegara dengan koleksi batik
yang dipamerkan. "Lantai 3 lebih baik dari lantai sebelumnya. Hal yang
membuat saya kagum adalah batik-batik yang dipamerkan berasal dari berbagai
wilayah, khususnya Bali, tidak hanya Jawa. Saya juga melihat inovasi yang
melibatkan teknologi yang sangat berguna, terutama untuk anak-anak yang jarang
mempelajari sejarah, seni, dan budaya," ujar Thijs, wisatawan asal
Belanda.
Digitalisasi
museum berhasil meningkatkan jumlah pengunjung dibanding sebelumnya. Hal ini
disebabkan oleh postingan pengunjung terkait adanya teknologi baru yang menarik
minat masyarakat luas. Selain itu, fenomena museum date juga membuat museum
semakin ramai dikunjungi oleh pasangan muda.
Namun, di balik banyak manfaat digitalisasi, terdapat beberapa tantangan dalam implementasinya. "Karena penggunaan kecerdasan buatan melibatkan perangkat elektronik, teknologi ini memiliki batasan usia. Ditambah dengan museum yang buka hingga malam, sistem terus bekerja. Dalam dua minggu terakhir, kami menghadapi kendala di ruang wayang karena sensor yang tidak berfungsi, sehingga saat ini masih dalam proses perbaikan," ungkap Husna. (Muhammad Sunendra)
Editor: Razaqa Hariz
Tulis Komentarmu