Belajar Memeluk Kesedihan lewat Narasi, 2021
Ilustrasi Buku Narasi, 2021. (Sumber: Nur Khasanah) |
Penulis: Tenderlova
ISBN: 978-623-355-890-7
Penerbit: LovRinz Publishing
Buku ‘Narasi, 2021’ merupakan bagian kedua dari ‘Tulisan Sastra’ karya Tenderlova atau yang akrab disapa Kak Ten, mendapatkan predikat Best Seller di Wattpad. Buku ini mengisahkan tentang kelanjutan hidup Sayudi bersaudara setelah kehilangan salah satu dari mereka.
Novel setebal 305 halaman ini menceritakan tentang Adinata yang mampu berdamai dengan luka yang ia dapatkan di masa lalu. Setelah meninggalnya Sastra (kakak), Adinata merasakan kekosongan dalam hatinya. Tak hanya itu, saat dirinya masih kesulitan merelakan Sastra, ia juga harus melepaskan Gayatri karena cintanya tak direstui Ibu sang puan. Meskipun begitu, semua bukanlah akhir dari dunia Adinata. Nyatanya bumi masih berputar, kendaraan masih berlalu-lalang, dan waktu masih berlalu. Manusia akan selalu mengalami sebuah perpisahan, untuk bisa menghadapinya kita perlu mengikhlaskan dan menerima segala kesedihan dengan hati yang lapang.
Setiap karakter Sayudi bersaudara memiliki plotnya masing-masing meski alur cerita lebih berfokus pada si anak kelima. Perjuangan Bang Tama, Kak Ros, Mas Jovan, Cetta, dan Jaya dalam menghadapi rasa kehilangan dan peliknya kehidupan mereka pun cukup diulas dalam buku ini. Mulai dari masalah persahabatan, toxic parent, proses pencarian jati diri, sulitnya mencari pekerjaan, rumitnya cinta yang tak direstui, hingga stereotip-stereotip mencari pendamping hidup.
Pesan-pesan yang disampaikan setiap karakter dalam buku ini membuat kita merenungi rasa kehilangan dan respon kita untuk menghadapi, mensyukuri dan menghargai orang-orang yang masih hadir di sekitar kita. Seperti petuah yang Sastra katakan pada Adinata, yakni jangan meratapi satu atau dua yang terlanjur pergi. Kamu seharusnya mengingat apa dan siapa saja yang masih kamu punya.
Keluarga Suyadi mengajarkan banyak hal, terutama tentang mengikhlaskan kepergian orang tersayang dan hidup dengan penuh rasa syukur. Membuat kita lebih menghargai hal-hal seremeh apapun.
Konflik dalam buku fiksi ini terasa nyata. Pembaca bahkan dapat merasa ada ditengah-tengah mereka. Hal-hal unik dan humor yang diselipkan dalam buku ini cukup menghibur. Banyak pembelajaran yang dapat diambil dalam buku ini, tak hanya pelajaran hidup, kisah percintaan mengenai hubungan yang dipaksakan tidak mampu bertahan lama juga diulas.
Buku ini memiliki cerita yang ringan dan tata bahasanya mudah dimengerti. Alur yang digunakan adalah campuran ditandai dengan kilas balik petuah-petuah dari Bapak Suyadi dan perlakuan si anak tengah yang sudah tiada. Buku ini sangat cocok dibaca para remaja dan penyuka cerita bernuansa mellow.(Nur Khasanah)
Editor: Latri Rastha Dhanastri
Tulis Komentarmu