Header Ads

Demo Jogja Memanggil, Massa Lakukan Aksi #KawalPutusanMK

 Suasana Orasi Aksi Jogja Memanggil. (Sumber: Nur Khasanah)

Yogyakarta, Sikap-Kamis, (22/08/2024) massa menyuarakan keresahannya dengan beramai-ramai turun ke jalanan. Mahasiswa bersama rakyat mengkritik tindakan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang telah menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Pukul 10.00 WIB mereka berkumpul di lahan parkir Abu Bakar Ali. Lalu, menyusuri jalan Malioboro, Gedung DPRD DIY, dan terakhir Titik Nol Kilometer Yogyakarta.

Beberapa perwakilan mahasiswa yang hadir pada saat itu, meliputi: UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Aktivis seperti Himpunan Mahasiswa Islam Yogyakarta dan para Pedagang Kaki Lima turut bersatu dalam kegiatan ini.

Fuad Baihaqi, selaku koordinator lapangan (Koorlap) massa UPNVY menjelaskan bahwa sebelum aksi dimulai BEM KM kampusnya melakukan beberapa persiapan. Dirinya menandai mahasiswa yang turun ke jalan dengan pita dan melakukan pendataan mahasiswa tiap-tiap fakultas.“Untuk anak UPN, aku himbau selalu tertib dan mengikuti aturan dari koorlap kampus,”ujarnya. Fuad juga menjelaskan bahwa pihak rektorat mengizinkan mahasiswa untuk mengikuti aksi ini. “Ada beberapa tendik (tenaga pendidik) yang meliburkan kelasnya seperti di FISIP,”pungkas Fuad.

Orasi dilakukan di depan Gedung DPRD DIY dan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Teriakan perlawanan menuntut keadilan dilontarkan, “Kita hari ini berkumpul bukan karena kepentingan politik, bukan karena kepentingan partisipan, bukan karena partai, bukan karena calon. Tapi kita berkumpul karena ada pengkhianat konstitusi Undang-Undang Dasar 1945,”ucap perwakilan mahasiswa UGM dalam pembukaan orasinya. Ia juga menyampaikan bahwa putusan MK bersifat final dan mengikat, sehingga siapapun yang melawan putusan MK maka dia mengkhianati konstitusi.

Terdapat poster uneg-uneg rakyat yang ditujukan untuk pemerintah Indonesia saat ini. Keluhan itu bertuliskan “Indonesia di Obok-Obok Satu Keluarga”,“Lawan Rezim Bubarkan DPR!”,“Hapus Sistem Magang yang Eksploitatif bagi Mahasiswa!”,“Alokasikan Dana APBN dan APBD untuk Program Kesejahteraan Buruh”, dan “Aku Gak bisa Yura Hidup di Bawah Raja Jawa”.

Berjalannya kegiatan ini tak lepas dari peran pihak keamanan yang bertugas. Aditya Surya Dharma, Kepala Kepolisian Resor Kota Yogyakarta menjelaskan skema pengamanan gerakan hari itu.“Kami melakukan penjagaan (peserta unjuk rasa) dan kami ikuti dari depan, belakang, dan samping. Hal ini dilakukan untuk menghindari agar barisan tidak disusupi oleh orang-orang yang ingin provokasi,”jelasnya. Gerakan ini berlangsung secara damai hingga pukul 16.00 WIB. Mereka sepenuhnya menuntut keadilan datang dan berpihak kepada rakyat Indonesia. (Fadhilatul Dewi)

Editor: Latri Rastha Dhanastri 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.